• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Selasa, 19 Maret 2024

Madura

Tips Penulisan Tokoh Ala Ketua Literacy Center LTNNU Jatim

Tips Penulisan Tokoh Ala Ketua Literacy Center LTNNU Jatim
Mukani, Ketua Literacy Center PW LTNNU Jatim. (Foto: NOJ/ Firdausi)
Mukani, Ketua Literacy Center PW LTNNU Jatim. (Foto: NOJ/ Firdausi)

Pamekasan, NU Online Jatim
Ketua Literacy Center Pengurus Wilayah (PW) Lembaga Ta'lif wan-Nasyr Nahdlatul Ulama (LTNNU) Jawa Timur, Mukani menjelaskan teknik menyusun tulisan tokoh NU. Yakni, menonjolkan keunikan tokoh, mengulas kiprah pengabdiannya, dan melacak linuihnya (karamah).


Pernyataan ini disampaikan saat mengisi acara Pelatihan Kader Literasi (PKL) yang dihelat oleh Literacy Center PW LTNNU Jawa Timur. Acara dipusatkan di Universitas Islam Madura (UIM) Pamekasan, Sabtu (26/11/2022).


Tips selanjutnya adalah tulisan harus berbeda dengan tulisan yang sudah dipublikasikan di media cetak ataupun online. Lebih lanjut, hendaknya juga perlu mengkonfirmasi data, gaya bahasa santai, tetap menjaga kefaktualan data yang sifatnya objektif, dan memiliki nilai.


"Judulnya harus menarik, sunting ulang tulisan kita sebelum dikirimkan ke dapur redaksi, memiliki komitmen, meluangkan waktu, dan mendapat kata pengantar dari ahli," terangnya.


Di tahapan lapangan, Mukani menyebutkan beberapa hal yang harus dipatuhi. Antara lain, membuat janji pada narasumber, serta hendaknya memperkuat alat dokumen atau catatan-catatan.


"Kita perlu meyakinkan tokoh untuk bersedia ditulis, hormati kultur di sekitar, dan tetap sopan di depan sumber primer. Hal terpenting wawancara mengalir dan tidak kaku," papar pria asal Jombang itu.


Tak hanya itu, ia mengimbau agar melakukan rekomendasi wawancara lanjutan. Bahkan, sebisa mungkin hal-hal yang dihasilkan dalam wawancara hendaknya langsung dicatat agar tidak hilang.


"Alhamdulillah, setelah kami menerapkan hal ini kami bisa menerbitkan buku dengan judul Berguru ke Sang Kiai yang terbit tahun 2016, Biografi KH Moh Ishomuddin Hadziq terbit tahun 2021, Ngepeh terbit tahun 2021, Kiai Gado-gado terbit tahun 2022," ungkapnya.


Diceritakan, menulis tokoh NU tak harus yang sudah tiada, tetapi tokoh yang masih hidup yang memiliki pengaruh besar pada NU, pesantren, dan masyarakat. Sebut saja kiai kampung yang ikhlas mengajar mengaji pada anak-anak di surau.


"Walaupun tulisan kita tidak dibaca tahun ini, kami yakin 23 tahun yang akan datang menjadi referensi primer," tandasnya.


Madura Terbaru