Malang, NU Online Jatim
Kabar duka kembali menyelimuti Nahdliyin. Kali ini dari Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) Nahdlatul Ulama (NU) Jawa Timur. Mantan Wakil Ketua Pengurus Wilayah (PW) Lesbumi NU Jatim, Aman Sugandhi meninggal dunia, Jumat (30/07/2021).
Ia merupakan salah satu sosok sederhana, bersahaja, dan seniman film yang konsisten.
Ketua PW Lesbumi NU Jatim, Ki Nonot Sukrasmono membenarkan meninggalnya Aman Sugandhi. Menurutnya, almarhum sebagai kawan di kepengurusan sebelumnya berkontribusi sangat luar biasa terhadap pemikiran-pemikiran tentang kebudayaan.
"Iya tadi habis shalat Jum'at (meninggal dunia). Spirit dia cuma satu, 'nek nang nggone kesenian kudu luweh sabar' (kalau di kesenian itu harus lebih sabar)," kata Ki Nonot Sukrasmono saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon kepada NU Online Jatim.
Dari segi umur, Ki Nonot mengatakan sebagai seniornya. Pesan almarhum yang masih diingat dalam berjuang di Lesbumi harus menjaga eksistensi kebudayaan di Jawa Timur dengan penuh kesabaran.
"Tidak boleh grusa-grusu karena apapun Lesbumi membawa nama baik NU," ungkapnya.
Ia menambahkan, almarhum adalah orang yang baik selama mendampingi di kepengurusannya di Lesbumi. Selain bersahaja, juga selalu menerima siapapun yang ingin berbagi pengalaman. Berbagi di dunia kesenaian dan seni budaya termasuk film dan lainnya.
"Dia sangat terbuka sekali. Tidak pelit dalam memberikan ilmunya kepada orang lain," ungkap Nonot.
Ia menceritakan, masa mudanya almarhum memang lebih banyak di Jakarta. Tapi ketika sudah mulai tengah umur kembali ke Jawa Timur.
Saat di Jatim almarhum mengembangkan potensinya di dunia perfilman. "Dia juga sebagai salah satu pendiri TV Arek, sebagai tim ahli TV9, BBSTV. Serta sangat banyak sekali pemikiran dan loncatan beliau di dalam dunia perfilman," paparnya.
Nonot menuturkan, karya almarhum tentang film bisa dilihat di youtube. Karena saat itu terobsesi besar sebagai artis. Pernah sebelum masuk di PW Lesbumi NU Jatim ingin membuat project film 'Bendera Sobek'. Namun belum terealisasi hingga terlebih dahulu meninggal dunia.
"Karena memang biayanya besar sekali sehingga akhirnya sampai sekarang tidak terlakasna padahal sudah launching," pungkasnya.
Editor: Romza
