Malang, NU Online Jatim
KH Bahaudin Nur Salim yang akrab disapa Gus Baha mengapresiasi langkah penggalangan dana untuk pembangunan masjid di Belgia.
Mengutip sebuah hadits dari sahabat Zubair Radhiyallaahu 'anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
.ﺍﻟﺒﻼﺩ ﺑﻼﺩ ﺍﻟﻠﻪ، ﻭﺍﻟﻌﺒﺎﺩ ﻋﺒﺎﺩ ﺍﻟﻠﻪ، ﻓﺤﻴﺜﻤﺎ ﺃﺻﺒﺖ ﺧﻴﺮﺍً ﻓﺄﻗﻢ .
“Semua negeri adalah negeri-negeri Allah, dan semua hamba adalah hamba-hamba Allah. Di mana pun kamu memperoleh kebaikan, maka tinggallah di situ”. Hadits riwayat Ahmad (1420) dan al-Thabarani dalam al-Mu'jam al-Kabir (250).
Gus Baha' menjelaskan kutipan hadits tersebut sebagai imbauan kepada setiap Muslim di mana pun berada untuk memakmurkan tempat-tempat sujud. Sebab sujud termasuk identitas seorang Muslim sebagai hamba Allah Swt.
"Hakikatnya bumi ini semua milik Allah. Di mana pun kita menemukan tempat yang baik, maka bermukimlah, berdomisilah, dan beraktivitaslah," jelas Gus Baha dalam Silaturrahmi Diaspora Muslim Dunia dalam Rangka Fundraising Masjid Belgia bertajuk "Dari Kita untuk Belgia" pada Ahad (19/09/2021).
Sebagaimana diketahui, Belgia merupakan sebuah negara di Eropa bagian barat dengan atmosfir Islam yang masih sangat minim.
"Makanya teman-teman Muslim yang saat ini di Belgia, tinggallah di sana dan ajaklah orang-orang bersujud kepada Allah," tambahnya.
Gus Baha mengingatkan bahwa jika semua bumi adalah milik Allah. Maka bagian bumi yang jarang dijadikan tempat sujud akan mengeluh dan dapat menjadi sebab terhalangnya doa.
"Esensi memakmurkan tempat sujud bukan hanya terletak pada fisik masjid melainkan keikutsertaan seluruh jasad dan hati," tambah Gus Baha.
Ia mengisahkan bahwa sujudnya Nabi tidak sekadar meletakkan kening pada tempat sujud sebagaimana sementara orang melakukannya dengan cara demikian. Nabi melakukan sujud dengan cara sempurna.
Kesempurnaan itu Nabi lakukan dengan cara mensujudkan semua anggota badan secara lahir maupun batin. Sebab dalam sujud adalah masa di mana seseorang sedang dekat dengan Tuhannya.
Anggota sujud, yaitu dahi dan mencakup hidung, dua telapak tangan, dua lutut, dan dua ujung-ujung kaki. Akan tetapi lebih dari itu juga mensujudkan batinnya.
Orang yang sujud jelas Gus Baha, mestinya hidupnya selalu dalam keadaan bahagia dan senang.
Ia tidak akan mudah untuk mengeluh dengan takdir apa pun yang sudah Allah tentukan. Ia akan selalu bahagia dalam kondisi apa pun dan bagaimana pun.
Sujud dimaknai sebagai ikrar seorang hamba atas keagungan Allah. dan pengakuan akan kelemahan dirinya sebagai hamba termasuk sehebat apapun peran dan status yang melekat.
"Jika mental ini dihayati, di luar shalat akan bersikap tawadhu dan simpatik," jelasnya.
Oleh karena itu, lanjut Gus Baha, pembangunan fisik masjid harus diimbangi dengan pengajaran syarat dan rukun shalat yang sesuai dengan ajaran Rasulullah.
Editor: Romza