Batu, NU Online Jatim
Ketua PW IPPNU Jawa Timur Aisyah Nur Afifah hadir sebagai pembicara dalam Talk Show yang digelar oleh Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Kota Batu pada Ahad (01/10/2023). Kegiatan dipusatkan di Hall Instalasi Perikanan Budidaya, Punten, Kota Batu.
Aisyah menjelaskan, IPNU IPPNU bisa menjadi wadah bagi para kader untuk meningkatkan kapasitas potensi yang dimiliki, baik dalam hal akademik maupun non akademik.
Dalam struktur organisasinya, IPPNU memiliki lembaga penelitian dan pengembangan, sedangkan di IPNU ada BSRC yang fokusnya di badan student research crisis center.
“Hal ini merupakan upaya pendahulu untuk menciptakan sebuah departemen dan lembaga yang pasti melalui pemikiran mendalam, di mana lagi ada organisasi selengkap ini,” tutur Aisyah.
Menjadi tugas kader IPNU IPPNU hari ini untuk menjadi pelaku dalam memanfaatkan ruang yang ada, dan menjadikannya wadah untuk berprestasi.
Untuk bidang non akademik, IPPNU memiliki Departemen Budaya dan Olahraga (DBO) dan IPNU memiliki Seni Budaya dan Olahraga (SBO).
“Ruang ini memfasilitasi rekan-rekanita untuk meningkatkan kapasitas kualitasnya di bidang non akademik,” tambahnya.
Dalam Talk Show yang mengangkat tema Peran Nahdlatul Ulama di Era Gen Z ini, Aisyah juga mengingatkan pentingnya riset dan penelitian dalam membentuk kerangka berpikir.
“Riset dan penelitian akan melatih kita untuk bisa berpikir secara runtun ketika dihadapkan dengan situasi yang tidak baik-baik saja,” jelas Aisyah.
Sebagai orang-orang yang selamat dari pandemi Covid-19 dan menjadi bagian dari abad kedua NU, sudah sepatutnya kader IPNU IPPNU juga memperbarui pola berpikirnya.
Berakulturasi atau menyatukan pemikiran juga menjadi keterampilan yang harus dikuasai, terlebih lagi zaman sekarang identik dengan teknologi, riset, dan data.
“Kita harus paham tentang itu. Ketika sudah paham maka kita akan berani berhadapan dengan tantangan yang ada di zaman sekarang,” lanjutnya.
Aisyah berharap agar pelajar NU Kota Batu dapat menjadi pelopor perubahan, bukan lagi menjadi agent of change melainkan we are the changes maker.
“Perlu kita sadari bahwa perputaran dunia begitu cepat. Maka yang harus dipunyai oleh rekan-rekanita adalah sikap adaptasi dan kolaborasi. Pola pikir yang adaptif dan kolaboratif inilah yang akan membuat kita tetap menyala,” pungkasnya.