• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 26 April 2024

Malang Raya

KH Marzuki Mustamar Raih Gelar Doktor Predikat Dengan Pujian

KH Marzuki Mustamar Raih Gelar Doktor Predikat Dengan Pujian
KH Marzuki Mustamar saat ujian terbuka program studi doktor Pendidikan Agama Islam Multikultural di Unisma, Selasa (31/01/2023). (Foto: NOJ/ Moch Miftachur Rizki)
KH Marzuki Mustamar saat ujian terbuka program studi doktor Pendidikan Agama Islam Multikultural di Unisma, Selasa (31/01/2023). (Foto: NOJ/ Moch Miftachur Rizki)

Malang, NU Online Jatim

Tepat di Hari Lahir (Harlah) NU ke-97 dalam hitungan penanggalan masehi, Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim KH Marzuki Mustamar berhasil meraih gelar doktor predikat 'Dengan Pujian'. Gelar Doktor Program Studi Pendidikan Agama Islam Multikultural itu ia tempuh di Universitas Islam Malang (Unisma).


Pada ujian terbuka yang dipusatkan di Ruang Seminar KH A Wahab Hasbullah, Unisma, Selasa (31/01/2023) itu, Kiai Marzuki berhasil mempertahankan disertasinya yang berjudul 'Pemikiran Prof Dr KH Muhammad Tholchah Hasan dalam Pengembangan Pendidikan Islam Multikultural'.

 
"Kami yakin sekali ajaran Islam itu wasathiyah, I'tidal, Tawazun, menjaga keseimbangan moderasi demi tercapainya harmonisasi dan kemaslahatan. Yang tidak begitu, meskipun dhohirnya seperti Al-Qur'an dan Sunnah, itu ndak Islami,” ujarnya saat menyampaikan paparannya.


Kiai Marzuki pun memberikan contoh sikap Islami tetapi di sisi lain penerapannya tidak Islami. Misalnya, terkait pengamalan hadits tentang birrul walidain atau berbakti kepada kedua orang tua. Yakni, ketika orang tua diberi sejumlah uang untuk kebutuhannya sehari-hari, tetapi di sisi lain anak dan istrinya tidak diberi nafkah, maka senyatanya itu tidak benar-benar islami.


“Karena itu melaksanakan satu perintah birrul walidain yang luar biasa tetapi tidak menjaga keseimbangan kewajiban yang lain. Itu kelihatannya kayak islami kalau dilihat dari satu titik, tetapi sebetulnya jika dinilai semua itu tidak islami karena ada ketimpangan," kata Kiai Marzuki.


Ia pun menyebutkan bahwa Prof Dr KH Muhammad Tholchah Hasan, sebagai tokoh kajian dalam disertasinya, merupakan sosok yang menjaga keseimbangan.


"Dalam penulisan ini, kami hasilkan, bagaimana Kiai Tholchah memang benar-benar alim intelek dan intelek yang alim. Kiai yang benar-benar toleran. Kiai Tholchah juga menjaga i'tidal dan tawazun. Bahkan, mengimplementasikan ide-idenya melalui pendidikan (Unisma, Sabilillah, Ma'arif) dan pengajian Ihya' Ulumuddin di kediamannya. Beliau juga mendidik dan mengkader ulama dengan berbagai cara," jelasnya.


Kiai Marzuki juga mengingatkan agar santri tidak hanya puas dengan jati dirinya sebagai santri, tetapi santri harus mampu mengembangkan potensinya masing-masing.


"Santri harus tetap ngaji, dekatkan diri kepada Allah, harus alim, akhlaknya harus baik, dan taat ibadah. Memang itu ciri khas santri. Namun, setelah itu beres maka silahkan mengembangkan potensinya masing-masing,” ungkapnya.


Menurut Kiai Marzuki, bila seorang santri bisa seperti Kiai Tholchah yang multitalenta itu hal bagus. Namun, bila tidak bisa upayakan setelah mengenyam pendidikan di pesantren silakan jadi apa saja yang bermanfaat, baik jadi dokter, dosen, dan lainnya.


“Santri jangan berpuas diri, harus merebut satu dua sisi kehidupan. Jangan sampai sisi-sisi itu dilakukan oleh orang yang kurang amanah," tegas Pengasuh Pondok Pesantren Sabilur Rosyad Gasek, Malang itu.


Seusai Ujian Terbuka, Rektor Unisma sekaligus Dewan Penguji, Prof Dr H Maskuri menyampaikan hasil atas keberhasilan KH Marzuki Mustamar dalam mempertahankan disertasinya di hadapan para penguji.


"Memperhatikan hasil rapat dewan penguji ujian terbuka atas nama KH Marzuki Mustamar, memutuskan dan menetapkan, atas nama KH Marzuki Mustamar dinyatakan lulus dalam ujian disertasi program studi doktor Pendidikan Agama Islam Multikultural program Pascasarjana Unisma dengan nilai A predikat 'Dengan Pujian’," tuturnya.


Diketahui, adapun ketujuh penguji dalam ujian terbuka tersebut yaitu Prof Dr KH Nasaruddin Umar (virtual), Prof Dr H Ali Maschan Moesa, Prof Dr H Abdul Haris, Prof Dr H Yaqub Cikusin, Prof Dr H Djunaidi Ghoni, Prof Dr H Maskuri, dan Prof Dr M Mas'ud Said.


Sebagai informasi, dalam kesempatan ini turut hadir di antaranya, yakni Nyai Hj Solichah Noor (Istri Kiai Tholchah Hasan), Gus M Hilal Fahmi (Putra Ragil Kiai Tholchah Hasan), dan tokoh lain.


Malang Raya Terbaru