• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Kamis, 25 April 2024

Malang Raya

LBMNU Kota Malang Bahas Mitos Pamali yang Tersebar di Masyarakat

LBMNU Kota Malang Bahas Mitos Pamali yang Tersebar di Masyarakat
Pelaksanaan Bahtsul Masail PC LBMNU Kota Malang di Pondok Pesantren Al Barokah Kota Malang, Ahad (22/01/2023). (Foto: NOJ/Hilyatul Maknunah)
Pelaksanaan Bahtsul Masail PC LBMNU Kota Malang di Pondok Pesantren Al Barokah Kota Malang, Ahad (22/01/2023). (Foto: NOJ/Hilyatul Maknunah)

Malang, NU Online Jatim 

Pengurus Cabang (PC) Lembaga Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama (LBMNU) Kota Malang menggelar Bahtsul Masail periode ketiga yang dipusatkan di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Barokah, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, Ahad (22/01/2023).


Salah satu masalah yang diangkat dalam forum dua bulanan ini adalah pamali yang tersebar di masyarakat. Pamali yang dimaksud adalah mitos atau mindset masyarakat khususnya di jawa tentang larangan akan suatu hal yang dikaitkan dengan bahaya tertentu seperti kesialan dan hal-hal tidak diharapkan yang lain.


Di antara contoh pamali yang umum diketahui adalah larangan makan sambil berdiri sebab dapat mengakibatkan akibat buruk tertentu. Larangan memiliki rumah yang pintunya lurus dengan ujung jalan baik pertigaan atau jalan buntu, sebab dapat menyebabkan suatu akibat tertentu, dan larangan-larangan lain.


Ketua LBMNU Kota Malang, Ustadz Abdul Qodir Mursyid mengatakan, berdasarkan hasil pembahasan persoalan ini, pada intinya di antara pamali yang mengakar kuat di masyarakat ada beberapa di antaranya yang patut dituruti, sebab sesuai dengan syariat.


"Sedangkan mitos yang berkaitan dengan kesialan dan persepsi yang keliru perlu diluruskan lagi," katanya.


Pelaksanaan Bahtsul Masail ini tidak hanya melibatkan seluruh LBMNU pada tingkat Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) di Kota Malang, melainkan juga melibatkan beberapa LBM, serta tidak kalah penting melibatkan pesantren yang ada di Kota Malang, ikatan alumni santri, dan juga pesantren mahasiswa.


"Hal ini dilakukan agar di pesantren tetap melestarikan budaya meliputi metodologi yang sesuai dengan yang digunakan para ulama pesantren sejak dahulu," terangnya.


Pihaknya berharap, dengan dilaksanakannya bahtsul masail dapat menjadikan LBMNU sebagai lembaga eksis dan tetap mengisi ruang-ruang diskusi ilmiah publik yang tidak terlupakan dan ditinggalkan, serta mematangkan keilmuan untuk menjawab persoalan umat.


"Sebab ini merupakan satu-satunya tradisi NU yang masih murni hingga saat ini, dan harus terus dilestarikan," pungkasnya.


Malang Raya Terbaru