• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 26 April 2024

Malang Raya

Prof Bisri Jelaskan Tiga Pilar Pesantren Bermutu dan Mandiri

Prof Bisri Jelaskan Tiga Pilar Pesantren Bermutu dan Mandiri
Sarasehan NU Kota Malang. (Foto: NOJ/Hilya)
Sarasehan NU Kota Malang. (Foto: NOJ/Hilya)

Malang, NU Online Jatim

Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Malang bersama Pemerintah Kota Malang menyambut Hari Santri yang jatuh pada 22 Oktober 2022 mendatang dengan serangkaian kegiatan. Di antaranya adalah sarasehan yang melibatkan Pengurus Cabang (PC) Rabithah Ma'ahid Islamiyah (RMINU) Kota Malang pada Selasa (18/10/2022) bertempat di Hotel Savana Kota Malang.

 

Sarasehan bertajuk "Strategi Pengembangan Pondok Pesantren menjadi Mandiri dan Bermutu Menghadapi Era Society 5.0" ini menghadirkan pemateri yang merupakan pengasuh Pondok Pesantren Bahrul Maghfiroh Kota Malang, KH Prof Muhammad Bisri.

 

Prof Bisri, panggilan akrabnya menyampaikan bahwa dalam mengelola pondok pesantren harus dilandasi dengan Ilmu.

 

"Jika mengharapkan pondoknya menjadi mandiri dan bermutu, harus dilandasi ilmu. Hal itu sesuai dengan hadits Rasulullah yaitu barang siapa yang menghendaki dunia, maka hendaknya dia berilmu. Dan barang siapa yang menghendaki akhirat, maka hendaknya dia berilmu. Dan barang siapa yang menghendaki dunia dan akhirat, maka hendaknya dia berilmu," terang Rektor Universitas Brawijaya 2014-2018 tersebut.

 

Menurut penjelasan Prof Bisri, jika seseorang mengharapkan kesuksesan di dunia, maka harus dilandasi dengan ilmu. Begitu pula dalam meraih kebahagiaan akhirat, maka harus diraih dengan ilmu.  "Apabila ingin mendapatkan keduanya, maka raihlah dengan ilmu," terangnya.

 

Menurutnya, bentuk konkrit dari ilmu jika diaplikasikan dalam pengelolaan pesantren, maka ilmu yang harus dikuasi adalah manajemen.

 

"Ada tiga pilar yang harus diterapkan pesantren agar menjadi bermutu dan mandiri, yaitu sehat, bermutu dan bereputasi," tambahnya.

 

Pesantren dikatakan sehat, jika memiliki legalitas berupa yayasan atau perkumpulan, struktur organisasi sesuai visi dan misi, efisien, efektif, fungsional dan bertanggung jawab serta kelola organisasi berbasis manajemen mutu, keuangan dan SDM sesuai regulasi pemerintah.

 

"Pesantren juga harus menerapkan azas kebenaran Islam, ilmiah, kejujuran, keadilan, kebhinekaan NKRI dan keterjangkauan biaya," lanjutnya.

 

Sedangkan bermutu dimaknai sebagai penetapan standar secara berkelanjutan untuk mewujudkan visi dan misinya.

 

"Standar adalah sesuatu yang dibakukan atas konsensus semua pihak yang terkait, pelayanan prima, mampu memenuhi kebutuhan masyarakat khususnya ilmu dan amaliyah ajaran Islam, dan kebutuhan dunia kerja serta kerja mandiri," jelas Prof Bisri.

 

Sedangkan reputasi dimaknai sebagai tempat  rujukan dan contoh yang baik. “Dari ketiga pilar tersebut, jika pemimpinya memiliki komitmen yang kuat, tiga pilar tersebut dapat terwujud," pungkasnya.


Malang Raya Terbaru