Bendera Merah Putih 30x20 Meter Dibentangkan di Tebing Sepikul Trenggalek
Jumat, 16 Agustus 2024 | 20:00 WIB
Madchan Jazuli
Kontributor
Trenggalek, NU Online Jatim
Ada yang berbeda di Tebing Sepikul yang berada di Desa Watuagung, Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek. Sekelompok pemanjat tebing dari Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Jawa Timur berjibaku menaklukkan tebing setinggi 450 meter untuk membentangkan bendera merah putih berukuran 30-20 meter.
Pengurus FPTI Jatim, Arif Ghondani mengatakan ini adalah acara rutin untuk menyambut 17 Agustus Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 Republik Indonesia. Pembentangan bendera 20x30 meter dipit 6 sampai 7 yang dilakukan oleh pemanjat tebing profesional.
"Ketinggian kurang lebih 250 sampai 270 meter dari permukaan ground. Untuk teknis kegiatan selama ini alhamdulilah lancar," terang Arif Ghondani kepada awak media, Jum'at (16/08/2024).
Arif menjelaskan total pemanjat ada Krisna Eko Wachyudi (23) FPTI Tulungagung, Mohammad Hosein Pandu (23) dan Ramadhanu Imsaqi Ulany (22) asal Impala Universitas Brawijaya (UB) Malang.
"Lalu, Sukma Aji Dewantara (17) dan Tatot Hermansyah (18) Kompasneda asal Trenggalek," ulasnya.
Dirinya menambahkan kali ini persiapan lebih mendadak, sebab banyak kegiatan upacara dan pengibaran bendera di masing-masing wilayah. Namun tetap komitmen rutin membentangkan bendera merah putih di tebing.
Arif tak lupa berterima kasih kepada warga sekitar, Kamidi yang memfasilitasi konsumsi. Lalu warga sekitar lokasi tebing, Pemdes Watuagung yang memfasilitasi lokasi penginapan camp ground dan kebutuhan logistik pemanjat, FPTI Kabupaten Trenggalek yang memfasilitasi komunikasi lintas instansi terkait.
Istiqamah Dilakukan Tanpa Henti Sejak 1998
Pemanjat Tebing asal Sidoarjo ini mengaku kegiatan dari FPTI Jawa Timur rutin dilakukan di berbagai titik. Salah satunya di Tebing Sepikul Trenggalek selama bertahun-tahun tidak pernah absen.
"Kegiatan ini rutin 17 Agustus setiap tahun. Sudah dilakukan sejak tahun 1998 silam," ujarnya.
Perihal kendalanya dalam pembentangan ini tidak terlalu signifikan. Hanya saja ketika musim penghujan menjadi tantangan tersendiri bagi pemanjat. Namun jika musim-musim kemarau seperti ini berjalan lancar.
Pemanjat juga berharap mudah-mudahan potensi sumber daya alam yang sangat luar biasa di Desa Watuagung Watulimo bisa lebih maju. Ia mengaku kegiatan ini sekaligus sebagai pengkaderan bibit-bibit muda di tebing big wall di Jatim.
"Semoga dapat menjadi perhatian dan bisa menjadi panutan kita semua. Khususnya untuk penggiat panjat tebing," tandasnya.
Terpopuler
1
Hadits Keistimewaan Puasa Tarwiyah 8 Dzulhijjah
2
Konfercab XX, Siti Julaikha Terpilih Ketua IPPNU Kabupaten Pasuruan 2025-2027
3
Tingkatkan Kualitas Guru, Pergunu Sidoarjo Gelar Pelatihan Super Teacher 5.0
4
Lazawa Darul Hikam Kembangkan Inovasi Wakaf ke Pembina Masjid Salman ITB
5
Hari Lahir Pancasila, Ansor Tulungagung Adakan Dialog Interaktif Lintas Iman
6
Unisma Buka Beasiswa Mahasiswa Baru Prodi PIAUD
Terkini
Lihat Semua