Madiun, NU Online Jatim
Jumat Wage adalah hari dilaksanakannya kegiatan pengajian rutin oleh Pimpinan Anak Cabang (PAC) Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) Kecamatan Pilangkenceng, Kabupaten Madiun. Namun Jumat Wage kali ini ada yang berbeda. Biasanya pengajian rutin ini diisi dengan kajian kitab “Tanbihul Ghofilin”, maka kali ini acaranya diganti dengan perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Di tanah air, berbagai macam acara selalu digelar guna menyemarakkan Maulid Nabi. Salah satunya seperti yang dilaksanakan PAC Fatayat NU Kecamatan Pilangkenceng menggelar perayaan serupa dengan pembacaan Barzanji dan Mahalul Qiyam, Jumat (30/10/2020).
Perayaan Maulid Nabi yang dilaksanakan di Aula lantai dua Kantor Majelis Wakil Cabang (MWC) Nahdlatul Ulama (NU) Kecamatan Pilangkenceng ini memang sederhana, namun tetap mematuhi protokol kesehatan dari pemerintah. Kegiatan yang dihadiri perwakilan anggota Fatayat NU dari 19 Ranting ini berjalan lancar dan khidmat dengan partisipasi aktif dari Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Kecamatan Pilangkenceng.
Pembacaan Barzanji dipimpin oleh Ketua PAC Fatayat NU Kecamatan Pilangkenceng, Karimatul Muawanah. Kemudian dilanjutkan Shalawat Mahalul Qiyam dengan diiringi oleh Majlis Dzikir dan Shalawat “Mahabbatul Ulama” IPNU Kecamatan Pilangkenceng. Selanjutnya, doa dibacakan oleh Ustadzah Alfiah.
Ketua PAC Fatayat NU Kecamatan Pilangkenceng menyampaikan, kegiatan tersebut bertujuan untuk memberikan penghormatan kepada Nabi Muhammad SAW serta untuk mengingatkan diri masing-masing akan pentingnya teladan yang diberikan oleh Rasulullah kepada umat Islam.
Ibu dua anak ini juga menyampaikan, sudah sepantasnya umat Islam bersyukur dan mengekspresikan kegembiraan atas lahirnya Rasulullah. “Jadi dalam kesempatan ini alangkah baiknya jika kita tidak hanya mengenang tetapi dapat juga termotivasi untuk mempraktekkan teladan yang telah beliau (Nabi Muhammad, red) berikan dalam kehidupan kita sehari-hari,” ujar Karimatul Muawanah.
Di akhir kegiatan dilakukan saling bertukar berkat berupa hidangan antar peserta. Sebelumnya telah diinstruksikan agar peserta membawa hidangan yang sudah dibungkus dengan kertas koran. Hidangan tersebut kemudian dikumpulkan di tengah aula sebagai pengganti tumpeng untuk nantinya di akhir kegiatan diambil secara acak oleh peserta. Setiap peserta diharuskan mengambil hidangan yang bukan miliknya sendiri.
Penulis : Indah Krisnawati
Editor: Romza
