• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Sabtu, 27 April 2024

Matraman

Kepala Madrasah Pesantren Al Fattah Kikil Pacitan Ungkap Keutamaan Diam

Kepala Madrasah Pesantren Al Fattah Kikil Pacitan Ungkap Keutamaan Diam
Kepala Madrasah Aliyah (MA) Pembangunan, Pondok Pesantren Al-Fattah Kikil, Arjosari, Pacitan, Ustadzah Tatik Sofianti. (Foto: NOJ/tangkapan layar Youtube Ashabussinema)
Kepala Madrasah Aliyah (MA) Pembangunan, Pondok Pesantren Al-Fattah Kikil, Arjosari, Pacitan, Ustadzah Tatik Sofianti. (Foto: NOJ/tangkapan layar Youtube Ashabussinema)

Pacitan, NU Online Jatim

Kepala Madrasah Aliyah (MA) Pembangunan, Pondok Pesantren Al-Fattah Kikil, Arjosari, Pacitan, Ustadzah Tatik Sofianti mengatakan, diam dianggap sebagai sikap yang mulia dan penuh hikmah dalam Islam. Ia mengutip hadist yang berbunyi;


  مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْراً أًوْ لِيَصْمُتْ 


Artinya: Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia berkata baik atau diam.


Allah memberikan tugas kepada Nabi Muhammad untuk mengatakan kepada hamba-hambanya untuk berkata dengan kata yang baik dan benar. Karena sesungguhnya setan itu menyebabkan perselisihan dan setan juga musuh yang nyata bagi manusia.


Dirinya menyebut, ketika seseorang hendak mengatakan sesuatu, maka kewajiban pertama yang harus dilakukan adalah mencerna dan menimbang terlebih dahulu apa yang akan dikatakan itu baik atau benar sesuai dengan hati nurani.


“Ketika hati mengatakan apa yang kita katakan itu tidak sesuai, maka lebih baik kita diam. Tapi ketika pernyataan itu ternyata membawa manfaat, maka katakanlah. Itu salah satu keutamaan kita diam,” katanya dalam tayangan kanal Youtube Ashabussinema, Selasa (19/03/2024).


Ia mengutip keterangan dalam kitab Akhlak lil Banin juz 3 yang artinya: Barangsiapa yang banyak perkataannya, maka dia banyak kesalahannya. Dan barangsiapa banyak kesalahannya, maka dia akan banyak dosanya. Dan barangsiapa yang banyak dosanya, maka neraka lebih utama baginya.


“Dalam kitab tersebut, salah satu keutamaan diam itu akan menyelamatkan kita dari api neraka. Itu yang disebutkan dalam bab adabul muhadatsah,” ungkapnya.


Pihaknya menjelaskan berbagai keterangan dari Al-Qur'an, Hadits, dan turunannya sangat jelas kewajiban bagi manusia untuk berhati-hati dalam berkata. Kalau sesuai dengan hati nurani dan itu baik, maka katakanlah. Tetapi ketika tidak baik maka diam itu yang paling utama.


“Ketika kita mau berkata maka pikirkanlah dulu, pertimbangkanlah dulu dengan hati. Semoga kita semuanya dapat menjaga lisan kita biar kita tidak terjerumus ke dalam dosa dan menjerumuskan kita ke api neraka,” tandasnya.


Matraman Terbaru