Jombang, NU Online Jatim
Madrasah Aliyah (MA) Salafiyah Syafi’iyah Seblak, Kwaron, Diwek, Jombang didaulat sebagai juara pada lomba band shalawat akustik tingkat provinsi. Torehan ini diraih pada acara final yang digelar di gelanggang Universitas Islam Malang (Unisma).
“Rasanya wow saat diumumkan, di luar dugaan kami bertiga,” kata Arrisky Sholna Hadi mewakili timnya, Ahad (24/09/2023).
Diceritakan bahwa untuk lolos ke babak final saja, timnya tidak pernah menyangka. namun demikian, beragam persiapan dilakukan saat harus tampil di Unisma.
“Seolah tidak percaya kami menembus babak final diundang ke Unisma dan lolos tiga besar,” kisahnya.
Ajang kali ini digelar Lembaga Pendidikan Ma’arif PWNU Jawa Timur. Seleksi dilakukan secara berjenjang di level kabupaten dengan mengirimkan video rekaman ke link pendaftaran. Oleh sebab itu, Arrisky Sholna Hadi demikian bersyukur lantaran bisa melewati seleksi dengan baik.
Dari ratusan peserta yang mendaftar, salah satu yang diundang ke babak final adalah timnya. Hal ini tentu saja membanggakan lantaran bisa melewati pendaftar lain adalah hal tidak pernah dipikirkan, apalagi mendapat juara.
“Tinggal tampil dan penentuan juara di Unisma sana,” bebernya.
Lagu wajib yang dibawakan berjudul Thibbul Qulub. Ditambah satu lagu bebas berjudul Al-Hijratu. Dan karena memang berlatih dengan serius, ketika tampil mendapat apresiasi berbagai kalangan.
Formasi timnya terdiri dari sesama siswa kelas akhir MA Salafiyah Syafi’iyah Seblak. Ada Masykur Hasyim di backing vocal dan Muizzal Kamal sebagai gitaris. Sedangkan Arrisky posisinya sebagai lead vocal.
Modal semangat kuat, ketiganya latihan lebih dari sepuluh kali yang dilakukan di ruang UKS milik sekolah. Hal tersebut tentu saja demi memastikan bahwa penampilan sesuai harapan. Demikian pula dirinya bersama tim memang difokuskan memperoleh pengalaman berkompetisi.
Jam terbang dan pengalaman adalah hal yang paling diburu. Terkait mendapat juara, hal tersebut tidak ada di benak ketiganya, sehingga bisa tampil tanpa beban. Karena itu mereka tidak begitu menghiraukan piala, sertifikat dan uang pembinaan yang diterima sebagai juara.
“Kalau juara ya bonus, yang penting sudah belajar berkompetisi,” akunya.
Sekadar diketahui bahwa Arrisky adalah santri berasal dari Riau. Sejak masih pendidikan dasar, dirinya sudah dikirim ke Jawa untuk mondok. Bahkan saat liburan tidak pulang kampong, melainkan lebih memilih ikut keluarga pamannya di kawasan Gudo, Jombang.
Ihsan, ayah Arrisky adalah guru Pegawai Negeri Sipil. Dan ternyata kemampuan menyanyi tersebut akhirnya menurun kepada Arrisky. Dalam keseharian, dirinya kerap melantunkan lagu, termasuk diajak membuat video duet menyanyi dan diunggah di YouTube. Dan dari tiga bersaudara, kakak perempuannya diakui menjadi YouTuber.
“Kalau mbak saya memang suka meng-cover lagu dan diunggah di kanal,” kenangnya.
Ke depan, dirinya berharap bisa mengembangkan hobi ini jadi lebih baik, meski tetap terus menghapal Al-Qur’an. Dan yang istimewa, dirinya juga bercita-cita untuk menjadi dokter.
Kepala MA Salafiyah Syafi’iyah Seblak, Budi Santoso mengapresiasi torehan muridnya. Hal tersebut juga tidak dapat dipisahkan dari kejelian pihak sekolah yang senantiasa memantau perkembangan peserta didik. Pihak sekolah, memberikan kesempatan untuk berkompetisi agar bakat yang dimiliki siswa semakin terasah.
“Kami temukan bakat, mendampingi lalu memfasilitasi mereka berkompetisi, insyaallah torehan prestasi akan lahir ke depan,” tandasnya.
