• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Sabtu, 27 April 2024

Matraman

Mengenal Cak Ulin, Konten Kreator Santri asal Madiun

Mengenal Cak Ulin, Konten Kreator Santri asal Madiun
Ulinnuhaa Lazulfaawakhusna Ma’aab atau Cak Ulin, konten kreator santri asal Madiun. (Foto: NOJ/ Anwar Sanusi)
Ulinnuhaa Lazulfaawakhusna Ma’aab atau Cak Ulin, konten kreator santri asal Madiun. (Foto: NOJ/ Anwar Sanusi)

Pacitan, NU Online Jatim

Jiwa humoris, cerdas, dan humble terpancar dari salah satu konten kreator santri asal Madiun. Ia bernama lengkap Ulinnuhaa Lazulfaawakhusna Ma’aab atau Cak Ulin, santri kelahiran 1992 ini memiliki pengikut Instagram official @cahpondok sebanyak 216 ribu follower dan akun pribadi 8,5 ribu follower.

 

“Saya menjadi konten kreator sejak 2015, bersama akun @cahpondok saya sering bereksperimen tentang bagaimana memaksimalkan akun-akun sosial media. Terutama di kalangan Santri dan Pesantren,” kata Cak Ulin kepada NU Online Jatim, Kamis (22/02/2024).

 

Alumni Pondok Pesantren Tachfidzul Qur’an Roudlotul Hasan, Polorejo, Ponorogo dan PP. Al-Ishlahiyyah Mayan Kediri itu menyampaikan, selain aktif di dunia perkontenan media sosial dirinya juga aktif di beberapa organisasi dan komunitas santri.

 

“Sampai saat ini Saya juga masih aktif di komunitas Aisnusantara. Saya dulu juga termasuk salah satu sosok awal yang berperan dalam berdirinya Aisnusantara,” jelasnnya.

 

Berkat kegigihannya itu, saat ini Cak Ulin berdomisili di Jakarta Selatan dan aktif berkolaborasi dengan Pimpinan Pusat (PP) Gerakan Pemuda (GP) Ansor, Kementerian Agama (Kemenag), Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo), Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), dan Lembaga Amil Zakat Nahdlatul Ulama (LAZISNU).

 

“Alhamdulillah berkat kerja keras dan kegigihan saya menekuni dunia konten kreator, saat ini saya sudah banyak bekerjasama dengan banyak orang. Dan tentunya bisa memberi manfaat banyak orang lewat media saya,” ujarnya.

 

Lebih lanjut, Cak Ulin mengatakan ada tantangan tersendiri ketika mengkonversikan keilmuan pesantren ke media sosial. Namun, usaha tersebut harus tetap dilakukan untuk menjembatani tradisi pengajian pesantren untuk bisa dinikmati khalayak.

 

“Kita terbiasa belajar secara runtut dan sistematis sehingga memang agak sulit ketika dikonversi ke konten publik yang ringkas dan mudah diterima. Namun kita berusaha menjembatani itu dengan konten-konten 1 menitan, istilahnya mendigitalisasi Pesantren,” imbuhnya.

 

Koordinator Bidang kepesantrenan itu juga berharap dunia pesantren untuk tidak skepstis dengan kemajuan teknologi, namun justru harus membaur dan memanfaatkannya sebagai ruang diskusi dan dakwah.

 

“Tetap ada batasan, jadi tetap ada sekat-sekat antara teknologi dan sekat keilmuan pesantren. Dan kawan-kawan di pesantren juga jangan skeptis terhadap kemajuan teknologi yang ada,” pungkasnya.


Matraman Terbaru