• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 26 April 2024

Matraman

Pesantren di Trenggalek Terancam Ambrol Akibat Banjir Susulan

Pesantren di Trenggalek Terancam Ambrol Akibat Banjir Susulan
Pondasi bangunan sekolah di Pondok Pesantren Tarbiyatus Sholihin Trenggalek menggantung. (Foto: Istimewa)
Pondasi bangunan sekolah di Pondok Pesantren Tarbiyatus Sholihin Trenggalek menggantung. (Foto: Istimewa)

Trenggalek, NU Online Jatim

Banjir kembali di Kabupaten Trenggalek hingga menyebabkan kerusakan beberapa fasilitas umum dan timbunan material pada Ahad (06/11/2022) dini hari.


Bahkan, Pondok Pesantren Tarbiyatus Sholihin di Dusun Gembes Desa Masaran Kecamatan Munjungan Kabupaten Trenggalek yang memiliki sekolah umum kondisinya mengkhawatirkan akibat banjir tersebut. Pasalnya ada 5 kelas yang pondasinya sudah menggantung bersebelahan dengan sungai.


"Ada jalan dan ruang kelas pondasinya menggantung. Totalnya di SMK Ki Hajar Dewantoro 2 kelas dan SMP Islam Tarbiyatus Sholihin 3 kelas," papar Pengasuh Pondok Pesantren Tarbiyatus Sholihin, Kiai Sholihin Muthohir saat dikonfirmasi, Ahad (06/11/2022).


Kiai Sholihin menjelaskan, curah hujan tinggi dengan durasi lama telah mengakibatkan air kiriman dari pegunungan meluap. Salah satunya ke pondok pesantrennya di Desa Masaran Kecamatan Munjungan ini. 


Ia menuturkan, banjir tersebut berbeda dengan yang terjadi pada Jumat lalu. Bisa dilihat pasca banjir di wilayah Munjungan Timur berbeda dengan Munjungan bagian barat, tepatnya di Desa Masaran. Material lumpur yang menerjang tidak begitu tebal dibandingkan sebelumnya.


Akibat kejadian itu, proses kegiatan belajar mengajar (KBM) pada hari Senin 7 November 2022 besok dan seterusnya terganggu. Sehingga terpaksa diungsikan ke tempat yang lebih aman karena membahayakan kepada siswa bila ruang kelas dipaksa digunakan.


"Saat ini masuk ruang saja takut, sementara waktu nanti diikutkan di SMK induk di Munjungan," bebernya. 


Kiai Sholihin berharap ada perhatian dari pemerintah karena berkaitan dengan keberlangsungan siswa dalam belajar. Kedua sekolah tersebut di bawah Yayasan Pondok Pesantren Tarbiyatus Sholihin.


"Jumlah siswa sebenarnya belum banyak, di SMP 3 kelas sekitar 60. Kemudian SMK-nya itu baru berdiri ada 2 kelas ada 20 siswa," paparnya.


Tidak hanya ruang kelas, banjir juga menggerus sejumlah jalan hingga menganga di tengah jalan cor-coran. Selain itu juga mengakibatkan jembatan di Kecamatan Munjungan terputus.


Editor:

Matraman Terbaru