• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 29 Maret 2024

Matraman

Rizki Hamdani, Pelopor Santri Tani Milenial untuk Kemandirian Pesantren

Rizki Hamdani, Pelopor Santri Tani Milenial untuk Kemandirian Pesantren
Rizki Hamdani, penggerak Kelompok Santri Tani Milenial di Kabupaten Jombang. (Foto: NOJ/ Romza).
Rizki Hamdani, penggerak Kelompok Santri Tani Milenial di Kabupaten Jombang. (Foto: NOJ/ Romza).

Jombang, NU Online Jatim

Kemandirian Pondok Pesantren (Ponpes) perlu menjadi perhatian. Supaya pesantren semakin fokus meningkatkan perannya sebagai lembaga pendidikan. Sehingga pesantren tidak menjadi lembaga komersial yang akan membebani wali santri.

 

Bahkan menjadi lebih baik apabila pesantren tidak hanya memperhatikan kemandirian lembaga. Namun juga mengembangkan konsep pendidikan kemandirian untuk para santri. Supaya santri tidak hanya belajar tentang ilmu agama dan pengetahuan, tetapi juga praktik kewirausahaan. Diantaranya dengan konsep santripreneur (santri berwirausaha). Seperti yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Fathul ‘Ulum Desa Puton, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang.

 

Pondok Fathul ‘Ulum merupakan salah satu pesantren salaf. Kategori pesantren salaf identik lembaga pendidikan keagamaan dengan kitab kuning semata. Bahkan pondok yang diasuh KH Habibul Amin ini tidak memiliki lembaga pendidikan formal. Namun, Gus Amin nampaknya tidak terlalu berfikir ‘pesantren salaf hanya kitab kuning’.

 

Justru Gus Amin menjadikan pesantren salaf berdaya dengan kemandiriannya. Serta berupaya mencetak para santri yang memiliki kemampuan kewirausahaan. “Memang kiai (Gus Amin) menginginkan kemandirian pesantren. Dan santrinya memiliki kemampuan berwirausaha,” kata Ustadz Imam Baihaqi, Ketua Yayasan Pesantren Fathul ‘Ulum kepada NU Online Jatim, Rabu (09/12/2020).

 

Sehingga muncul gagasan santripreneur. Para santri yang sudah lulus Madrasah Diniyah Ulya atau setingkat SMA diberi kebebasan untuk memilih belajar berwirausaha. Mulai dari pertanian, peternakan, pengelasan, maupun percetakan.

 

Santriprenenur gagasan dari Gus Amin ini masih belum terlaksana dengan baik. Gus Amin akhirnya berusaha mencari sosok yang mampu menerjemahkan gagasan tersebut. Hingga akhirnya mengenal Rizki Hamdani.

 

“Betul, Mas Rizki itulah yang kemudian melengkapi gagasan dari kiai (Gus Amin). Dan alhamdulillah sudah berkembang dengan baik. Pondok semakin kuat kemandiriannya, disisi lain santri semakin terasah kemampuan berwirausahanya untuk bekal setelah lulus dari pesantren, serta hidup mandiri,” ungkap Ustadz Baihaqi.

 

Penggerak Kelompok Santri Tani Milenial

Rizki Hamdani (34) merupakan salah seorang pemuda yang bekerja sebagai peternak di Kabupaten Jombang. Pemuda kelahiran Jakarta ini tinggal di Jombang sejak tahun 2015 setelah menikah dengan Silvia Nur Rohmah. Gagasan Rizki tentang Kelompok Santri Tani Milenial (KSTM) membawanya menyabet penghargaan ‘Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards 2020 bidang lingkungan’.

 

Adapun perkenalannya dengan Gus Amin, Pengasuh Pondok Pesantren Fathul ‘Ulum terjadi pada tahun 2016. Perkenalan ini berawal dari pertemuan Rizki dengan sejumlah santri di depan kantor Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kecamatan Ngoro Kabupaten Jombang.

 

Ketika itu, ia mampir setelah melihat sejumlah remaja sedang beraktivitas di area kolam ikan lele. Ternyata remaja tersebut adalah santri Pesantren Fathul ‘Ulum yang sedang memberi makan ikan lele. Kolam tersebut milik Pesantren Fathul ‘Ulum yang kebetulan dikembangkan di area kantor MWCNU Ngoro.

 

Setelah saling mengenal dengan santri tersebut, Rizki mendapat informasi bahwa Gus Amin ingin mengembangkan santripreneur. Beberapa waktu kemudian, ia berkunjung ke Pesantren Fathul ‘Ulum bertemu Gus Amin. Hingga akhirnya keduanya merasa saling cocok dengan gagasan yang saling melengkapi.

 

“Saya bertemu Kiai Amin pertama kali ya di pondok. Ternyata kita saling cocok (gagasan). Dan alhamdulillah pada tahun 2019 saya diberi amanah untuk mengembangkan santripreneur dan sociopreneur itu,” kata Rizki saat ditemui NU Online Jatim di Desa Sentul, Kecamatan Tembelang, Kabupaten Jombang, Ahad (06/12/2020).

 

Setelah itu, Rizki mulai mengembangkan santripreneur dan sociopreneur itu dalam wadah yang disebutnya KSTM. Melalui KSTM ini para santri dibekali manajemen pengelolaan pertanian, peternakan, dan perikanan.

 

Untuk pertanian, di Ponpes Fathul ‘Ulum diantaranya ada padi, durian, klengkeng, dan lemon. Sedangkan peternakannya ada sapi, bebek, ayam, dan kambing. Sementara perikanan diantaranya budidaya ikan lele.

 

Berkat sentuhan Rizki, sistem pertanian terpadu (integrated farming system) dari program KSTM itu dijalankan dengan baik di Pesantren Fathul Ulum. Sistem pertanian terpadu ini memadukan komponen pertanian, perikanan dan peternakan.  

 

“Contohnya limbah air kolam lele disalurkan sebagai pupuk tanaman. Kalau sekarang kita sedang mengembangkan sekaligus uji coba batang pohon sorgum untuk pakan ternak. Karena kita memang punya binaan yang mengembangkan sorgum,” ungkap Rizki.

 

Ia menjelaskan, KSTM yang dibentuknya sudah mulai dikembangkan hingga ke berbagai pesantren di pelosok Jombang. Sasaran utamanya adalah pesantren kecil serta di musala dan masjid tempat berkumpulnya alumni pesantren.

 

“Kami utamakan pesantren kecil supaya bisa bersama-sama membangun kemandirian. Selain pesantren, kami juga mengajak alumni pesantren bergabung di KSTM ini, dan sekarang totalnya sekitar 40 KSTM yang sudah ada. Setiap KSTM beranggotakan 15 hingga 20 orang,” jelasnya.

 

Sementara hasil jerih payah Rizki dengan gagagsan KSTM tersebut membuahkan hasil setelah Pesantren Fathul Ulum meraih juara dalam KBANNOVATION 2019 dengan tema ”Inovasi Kita, Inspirasi Negeri”. Setelah pada tahun sebelumnya, Pesantren Fathul Ulum masuk dalam program Desa Sejahtera Astra.

 

“Bayangkan, pondok salaf, tapi berhasil meraih juara ajang seperti itu (KBANNOVATION 2019). Ini karena keinginan kuat dari kiai dan peran para santri dalam pengembangan kemandirian pesantren dan santri itu sendiri,” ujar pemuda kelahiran 8 september 1986 lalu tersebut.

  

Gagasan KSTM hingga kini terus dikembangkan Rizki. Tujuannya tidak lain untuk membangun kemandirian melalui sektor pertanian terpadu. Menurutnya, potensi di wilayah Kabupaten Jombang masih tinggi. Baik untuk pengembangan di pesantren maupun bagi alumni pesantren yang berkecimpung di sektor pertanian. “Secara legalitas sekarang sudah kita urus akte notarisnya, dan sudah selesai,” katanya.

 

Gagasan Rizki tentang KSTM inilah yang akhirnya membawanya menyabet penghargaan ‘Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards 2020 bidang lingkungan’. Dia berhasil dipilih oleh dewan juri setelah melewati berbagai tahapan yang ditentukan panitia.

 

“Ya, ini juga karena bimbingan dari kiai. Kami masih terus berusaha supaya KSTM bisa diterima banyak pesantren dan alumni pesantren untuk menebar manfaat,” pungkas alumni SMAN 2 Bireuen, Aceh tersebut.

 

Pewarta: Romza

Editor: Syaifullah


Editor:

Matraman Terbaru