• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Senin, 29 April 2024

Metropolis

HARI SANTRI 2023

2 Alasan Markas Besar Oelama Jadi Tempat Pembacaan 1 Miliar Shalawat Nariyah

2 Alasan Markas Besar Oelama Jadi Tempat Pembacaan 1 Miliar Shalawat Nariyah
Prosesi pembacaan shalawat nariyah PWNU Jatim di Markas Besar Oelama (Foto NOJ/Boy Ardiansyah)
Prosesi pembacaan shalawat nariyah PWNU Jatim di Markas Besar Oelama (Foto NOJ/Boy Ardiansyah)

Sidoarjo, NU Online Jatim

Ketua Panitia Hari Santri 2023 Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, Afif Amrullah memaparkan setidaknya 2 alasan penting mengapa akhirnya diputuskan pembacaan 1 miliar shalawat nariyah di Markas Besar Oelama Waru Sidoarjo, Sabtu (21/10/2023) malam.


“Pertama secara historis karena gedung ini sangat bersejarah dan berkaitan erat dengan hari santri. Gedung ini juga berkaitan erat dengan peristiwa 10 November 1945 di Surabaya,” kata pria yang juga Ketua NU Care-LAZISNU Jatim ini.


Alasan kedua, PWNU Jatim ingin menyelamatkan dan mempertahankan bangunan Markas Besar Oelama ini. Ke depannya diharapkan menjadi satu titik penting yang menjadikan edukasi kepada masyarakat tentang bagaimana perjuangan para santri dan kiai untuk mempertahankan Indonesia dengan Islam Ahlussunnah Wal Jamaah (Aswaja).


“Alhamdulillah hari ini kita serentak membaca shalawat nariyah yang ditargetkan dengan jumlah 1 miliar. Ini merupakan program dan instruksi dari PBNU,” ucapnya.


Instruksi dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ini  kemudian ditindak lanjuti oleh PWNU, Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU), Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) dan Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama (PRNU). PWNU Jatim memutuskan untuk melaksanakan pembacaan shalawat nariyah di Markas Besar Oelama karena alasan yang sudah disebutkan di atas.


“Bagaimana dulu para santri dan kiai menjadi mujahid untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia,” kata dosen Universitas Sunan Giri Surabaya tersebut.


Dengan dipusatkan di Markas Besar Oelama, Afif juga ingin memperkenalkan dan mengajak masyarakat khususnya warga NU setelah tahu dan melihat aset sejarah jamiyah. Apalagi kondisinya banyak rusak untuk bisa bersama membantu agar gedung bersejarah dapat diperbaiki.


“Indonesia merdeka tahun 1945 namun kemudian Sekutu berusaha untuk merebut kembali dengan menaklukkan kota-kota di Indonesia termasuk Surabaya. Surabaya menjadi kota yang sangat penting karena belum mampu ditaklukkan oleh Sekutu,” jelasnya.


Kemudian tanggal 22 Oktober 1945 lahirlah Resolusi Jihad yang telah diakui oleh pemerintah dengan diperingati sebagai hari santri.


“Rasolusi jihad menghukumi fardu ain bagi umat Islam dengan jarak tertentu untuk melawan penjajah di Surabaya,” tandasnya.


Editor:

Metropolis Terbaru