Metropolis

Begini Cara LPBINU Mojokerto Simulasi Sekolah Aman Bencana kepada Siswa

Selasa, 25 Februari 2025 | 13:00 WIB

Begini Cara LPBINU Mojokerto Simulasi Sekolah Aman Bencana kepada Siswa

Simulasi pertolongan pertama jika terjadi bencana. (Foto: NOJ/ISt)

Mojokerto, NU Online Jatim

Dalam rangka memberikan kesadaran tanggap bencana bagi peserta didik, Madrasah Tsanawiyah (MTs) the Noor Bendunganjati, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto mengadakan Simulasi Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB).


Kegiatan ini menghadirkan Narasumber dari Pengurus Cabang (PC) Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBINU) Kabupaten Mojokerto dan diikuti oleh siswa-siswi kelas 7, 8, 9, serta bapak ibu dewan guru, Senin (24/02/2025).


Sekretaris PC LPBINU Kabupaten Mojokerto, Ahmad Agus Ubaidillah Thoha mengatakan, program ini merupakan satuan pendidikan di tingkat sekolah baik dari TK sampai di perguruan tinggi. Kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan edukasi kepada anak-anak bahwa bencana itu dapat terjadi kapan saja dan di mana saja.


Menurutnya, SPAB adalah program untuk mencegah dan menanggulangi dampak bencana yang juga diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 33 Tahun 2019 dan Perka Nomor 4 Tahun 2012 BNPB tentang SPAB.


“SPAB dilaksanakan pada situasi normal, darurat, dan pasca bencana. Program ini bertujuan untuk melindungi warga sekolah dan lingkungan sekitarnya dari bahaya bencana. Ini juga merupakan salah satu program dari Pengurangan Risiko Bencana (PRB),” ujarnya.


Pihaknya menyebut, siswa-siswi agar lebih paham mengenai apa itu bencana, bagaimana pengurangan risiko bencana dan mengenal berbagai jenis ancaman tentang bencana.


Ubaid sapaan akrabnya berharap kegiatan SPAB ini agar diterima dan dikembangkan di dunia pendidikan, terlebih bisa masuk dalam kurikulum pendidikan. Kedepannya kejadian yang tidak diinginkan bisa mengurangi risikonya.


“Untuk itu, sekolah juga harus mengupayakan bangunan sekolah yang tahan bencana, misalnya renovasi bangunan yang rusak, membangun pondasi yang kuat, struktur atap yang tahan angin kencang dan penggunaan bahan yang tidak mudah terbakar,” terangnya.


Sementara itu, Kepala MTs the Noor Bendunganjati, Rohmat Nur Sholeh menambahkan, kegiatan ini bertujuan meningkatkan kewaspadaan dan responsif terhadap adanya pra bencana, bencana dan pasca bencana.


“Tujuannya agar anak-anak siap siaga terhadap kemungkinan bencana yang mungkin terjadi di madrasah,” tambahnya.