• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 26 April 2024

Metropolis

'Ceppo' Wadah Angkatan yang Dibawa saat Maulid Nabi di Bawean

'Ceppo' Wadah Angkatan yang Dibawa saat Maulid Nabi di Bawean
Peringatan Maulid Nabi Fatayat NU Bawean dikemas khas daerah. (Foto: NOJ/Aminuddin)
Peringatan Maulid Nabi Fatayat NU Bawean dikemas khas daerah. (Foto: NOJ/Aminuddin)

Gresik, NU Online Jatim

Rasulullah SAW sebagai sosok suri teladan bagi seluruh umat manusia yang kelahirannya selalu diperingati oleh berbagai elemen dan tingkatan. Tak terkecuali pengurus Pimpinan Cabang (PC) Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) Bawean. Kegiatan peringatan maulid nabi yang bertempat di Cafe Pantai Kerong Mombhul, Pulau Bawean, Kabupaten Gresik ini, dikemas dengan angkatan atau suguhan khas Bawean, Jum'at (14/10/2022).

 

"Alhamdulillah, peringatan maulid nabi yang digelar oleh Fatayat NU Bawean tahun ini berjalan dengan lancar. Menariknya, kegiatan peringatan maulid nabi kali ini, Fatayat NU Bawean memperkenalkan berbagai suguhan makanan khas Bawean. Seperti Rangginang, Gugudhu, Dodol dan Gula Aren", ungkap Rafi'ah, Ketua PC Fatayat NU Bawean.

 

Selain itu, angkatan atau suguhan yang dibawa dari rumah oleh masing-masing seluruh pengurus dan anggota Fatayat se-Bawean ini menggunakan wadah yang terbuat dari anyaman bambu. Sementara orang Bawean sendiri menyebutnya 'Ceppo'. Setelah kegiatan, suguhan ini ditukar dengan milik orang lain berdasarkan nomor undian yang didapat, yang sebelumnya sudah diatur oleh panitia.

 

"Kegiatan peringatan maulid nabi yang dikonsep ala Bawean ini salah satunya bertujuan agar terus bisa mempertahankan budaya molod Bawean. Utamanya dalam segi suguhannya", terangnya.

 

Sementara, Kiai Muhammad Fauzi, dalam ceramahnya menyampaikan, bahwa maulid ini juga bisa dihubungkan dengan eksistensi organisasi Fatayat NU. Ia mengandaikan, seperti halnya KH Hasyim Asy'ari yang mendirikan NU, yaitu salah satu tujuannya untuk melayani umat Rasulullah.

 

"Dalilnya, seseorang yang paling dicintai oleh Rasulullah yaitu orang yang mampu melayani umatnya secara dzahir dan batin. Semoga kita termasuk di antaranya", jelasnya.

 

Menurutnya, tradisi perayaan maulid nabi yang sudah berlangsung dari sejak dulu di Pulau Bawean ini harus dipertahankan.

 

"Maulid sebagai tradisi, maksudnya kemasan yang ada didalamnya bukan maulidnya. Maka NU lahir diantaranya adalah untuk pengawal tradisi. Seperti kegiatan sekarang ini harus kita pertahankan. Bahkan tradisi maulid ala Bawean tetap dipertahankan oleh warga Bawean yang sudah berpenduduk di berbagai daerah", harapnya.


Metropolis Terbaru