Direktur NU Online Jatim Ceritakan Cara Mbah Hasyim Mengundang Rapat
Ahad, 10 November 2024 | 09:00 WIB
Boy Ardiansyah
Kontributor
Sidoarjo, NU Online Jatim
Direktur NU Online Jatim, Gus Yusuf Adnan menceritakan kisah ayahnya, KH Kikin Abdul Hakim saat menerima tamu, kemudian tamu ini bercerita tentang kakeknya yang kerja di dapur Pondok Pesantren Tebuireng meladeni Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari atau Mbah Hasyim.
“Ada yang unik, jadi pada masa genting perjuangan ada beberapa kali rapat rahasia di Pondok Pesantren Tebuireng,” kisahnya saat Diskusi Buku dan Sarasean yang membahas NU, Transformasi Digital dan Peradaban Data di Kantor Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim Surabaya, Jum’at (08/11/2024).
Pihaknya menyebut, Mbah Hasyim dulu mengundang beberapa tokoh dengan sangat tertutup atau rahasia agar tidak diketahui oleh penjajah. Karena saat itu belum ada gadget, Mbah Hasyim mengumpulkan orang-orang dengan cara yang unik.
“Beliau ke dapur menghampiri gentong yang berisi air, kemudian menginformasikan ke kawan-kawannya hari Senin untuk datang ke Tebuireng karena harus rapat,” katanya.
Melihat tingkah Mbah Hasyim, demikian banyak yang kebingungan namun tidak berani bertanya. Akhirnya benar, pada hari Seninnya ada orang-orang rapat dengan Mbah Hasyim.
“Saya tidak membahas sisi supranaturalnya, karena semua tau beliau sosok yang luhur sehingga Allah memberikan kemudahan dalam aktivitasnya, yang sakti bukan hanya Mbah Hasyim, tapi juga yang menerima pesan,” terangnya.
Dijelaskan, NU tidak perlu takut dengan teknologi, karena sebenarnya teknologi akan membantu selama orang NU mengasah jiwa. Dirinya dulu tidak mau mondok karena pikirannya pesantren dan NU adalah urusan orang tua.
“Saya waktu itu dengan idealisme saya yang entah arahnya kemana, Berfikir saya harus S1, S2, S3 jadi profesor. Harus pandai sepandai-pandainya,” terangnya.
Namun karena takdir Allah, cara berfikir Gus Yusuf berubah. Di luar sana bukan berarti orang seperti Gus Yusuf tidak ada, pasti ada dan banyak. Orang berfikir untuk apa berkumpul, untuk apa berjam’iyah. “Dalam hal ini NU harus memahami apa yang ada di masyarakat,” tandasnya.
Terpopuler
1
Bacaan Niat Puasa Tasu'a dan Asyura pada 9-10 Muharram
2
Dalil Keistimewaan Puasa Tasu'a dan Asyura
3
Khutbah Jumat: Memaknai 2 Peristiwa Penting di Hari Asyura
4
Sound Horeg Dinilai Meresahkan, MUI Jatim Angkat Bicara
5
Sejarah Puasa Tasu’a dan Asyura serta Tata Cara Pelaksanaannya
6
SKK Kopri PMII Trenggalek Bawa Misi Perempuan Pelopor untuk Berdaya
Terkini
Lihat Semua