• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Rabu, 24 April 2024

Metropolis

Gus Miftah Silaturahim dengan Lora Madura di Tengah Laut, Ini Tujuannya

Gus Miftah Silaturahim dengan Lora Madura di Tengah Laut, Ini Tujuannya
Gus Miftah Maulana Habiburrahman saat silaturahim dengan Lora se Madura di tengah laut, dari atas kapal selat Madura. (Foto: madura.tribunnews.com)
Gus Miftah Maulana Habiburrahman saat silaturahim dengan Lora se Madura di tengah laut, dari atas kapal selat Madura. (Foto: madura.tribunnews.com)

Surabaya, NU Online Jatim
Pendakwah kondang Gus Miftah Maulana Habiburrahman atau Gus Miftah bersilaturahim dengan para kiai dan lora (kiai muda) se Madura di tengah laut, dari atas kapal di Selat Madura, Sabtu (05/11/2022).


Pertemuan tersebut dalam rangka mengakomodir aspirasi Para Lora dan Gus Madura Raya serta Forum Bindereh (Ustad) Nusantara (Forbiru), yang resah akibat framing informasi yang menyatakan warga Madura tidak nasionalis dan tidak cinta NKRI.


“Silaturahim ini sebagai bentuk jawaban atas framing kurang menarik yang menyebutkan warga Madura tidak cinta NKRI,” ujar Gus Miftah dikutip madura.tribunnews.com.


Pengasuh Pondok Pesantren Ora Aji di Sleman itu menegaskan, Madura merupakan suatu daerah yang sangat dinamis dan terbuka, tentu dengan tanpa melupakan warisan para leluhur.


“Sangat-sangat dinamis. Kalau ada orang yang bilang, ah orang Madura itu diragukan NKRI-nya. Itu salah, (warga) Madura sangat Merah Putih,” tegasnya.


Ia menjelaskan, kehadirannya juga memberikan motivasi, kiat-kiat, dan informasi kepada para lora atau kiai muda agar mampu tetap eksis di era media sosial tanpa harus menghilangkan kultur pesantren. 


“Ini menarik. Pertemuan di tengah laut, di atas kapal. Ya, saya baru kali ini,” ungkap Gus Miftah.


Sementara Pengasuh Pondok Pesantren Syaikhona Kholil, RKH Nasih Aschal mengungkapkan, tujuan kegiatan bersama Gus Miftah merupakan respons dari keresahan bersama atas persoalan terorisme dan radikalisme yang terjadi di Madura belakangan ini.


“Madura dianggap sudah mulai muncul (radikalisme dan terorisme). Kami semua prihatin dengan adanya kasus-kasus yang membuat Madura tercitrakan kurang bagus. Hasil dari diskusi, kami menyimpulkan bahwa sebenarnya Madura masih kondusif, Madura ini masih aman, Madura masih memegang prinsip leluhurnya,” ungkap Ra Nasih. 


Dirinya menegaskan, hingga saat ini warga Madura masih memegang teguh dan mentaati filosofi Buppak (orang tua), Guruh (guru), dan Ratoh (ratu). Namun, justru terlihat adanya persoalan besar akibat framing informasi pihak yang tidak bertanggung jawab.


Karena itu, lanjut Ra Nasih, para kiai dan lora se Madura akan kembali membangun persepsi bahwa Madura tidak seperti framing yang disebarkan. Di antaranya caranya yaitu dengan mengoptimalkan potensi SDM kiai dan lora dalam berdakwah agar semakin menyentuh ke seluruh lapisan masyarakat.


“Hari ini tercerahkan, betapa selama ini kita masih bergerak di wilayah yang sama. Sehingga ke depan akan lebih merangkul para pemuda, merangkul semua elemen masyarakat sebagai sasaran dakwah. Sehingga nantinya Madura bukanlah wilayah yang mengkhawatirkan,” tandasnya.


Metropolis Terbaru