Metropolis

Gus Mus Bilang Koruptor Tak Bisa Jaga Kehormatan Diri Manusia

Ahad, 19 Mei 2024 | 21:00 WIB

Gus Mus Bilang Koruptor Tak Bisa Jaga Kehormatan Diri Manusia

Mustasyar PBNU KH Ahmad Mustofa Bisri atau Gus Mus. (Foto: NOJ/ ISt)

Surabaya, NU Online Jatim

Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ahmad Mustofa Bisri atau Gus Mus menilai bahwa pelaku korupsi (koruptor) merupakan tipikal orang yang tidak bisa menjaga muruah atau kehormatan dirinya sebagai manusia.

 

Gus Mus juga bilang bahwa perilaku korupsi hanya dilakukan oleh orang-orang yang lemah. Ia kemudian mengutip sebuah hadits yang menegaskan Allah lebih mencintai mukmin yang kuat, yakni kuat secara jasmani dan ruhani.

 

"Kalau dirunut akhlak atau budi pekerti mulia itu sumbernya pasti dari kekuatan. Sebaliknya segala sesuatu yang buruk senantiasa berasal dari kelemahan," kata Gus Mus saat mengisi Ngaji NgAllah Suluk Maleman edisi ke-149, Sabtu (18/05/2024) malam dikutip dari NU Online.

 

Gus Mus menyebut perilaku korupsi berawal dari sikap lemah pada hal-hal yang berbau duniawi. Bahkan sekaya apapun jika masih lemah tentu ingin mendapatkan yang lebih lagi, maka orang tersebut akan bertindak korupsi.

 

"Membayangkan anaknya lapar saja tidak kuat. Akhirnya mempersetankan norma, rakyat, bahkan dari mana asal harta tersebut. Berbeda dengan orang yang loman (dermawan) yang tidak pernah takut melarat saat bersedekah," tuturnya.

 

Pengasuh Pesantren Raudlatut Thalibin Leteh, Rembang, Jawa Tengah itu lantas menceritakan tentang doa Kanjeng Nabi yang memilih miskin. Dalam doanya Kanjeng Nabi memohon hidup miskin, mati dalam keadaan miskin dan dibangkitkan bersama orang-orang miskin. Padahal Nabi bisa saja memilih untuk kaya.

 

"Kanjeng Nabi itu bisa memilih karena beliau kuat hidup dalam dua situasi tersebut. Kuat saat kaya, kuat juga saat miskin. Beda dengan kita yang tidak bisa memilih, karena kenyataannya tidak kuat ketika kaya, tapi miskin juga karena terpaksa," tuturnya.

 

Gus Mus menyebut bahwa salah satu cara agar bisa menjadi kuat adalah dengan riyadhoh. Riyadhoh dalam pengertian aslinya bukan hanya mengolah jiwa, tapi juga bisa bermakna mengolah raga. "Kanjeng Nabi mengajari keduanya. Kuat secara jasmani dan rohani," ucap Gus Mus.

 

Dan hanya orang yang kuat saja yang mampu istiqomah, karena mereka yang lemah tak mungkin melakukan sesuatu secara istiqomah.

 

Gus Mus bercerita tentang bagaimana kuatnya Nabi Muhammad saat kali pertama harus seorang diri berjuang menghadapi masa jahiliyah. "Sekarang ini sudah banyak kawan saja masih maju mundur untuk berjuang," ujarnya.

 

Dalam Al-Qur'an, lanjut Gus Mus, dijelaskan bahwa dunia diciptakan untuk manusia. Namun karena tidak kuat dengan pemberian kuasa tersebut, justru manusialah yang dikuasai dunia. "Kalau sudah kalah dengan dunia maka akan kehilangan muruah," tandas Gus Mus.