• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Selasa, 23 April 2024

Metropolis

Gus Muwafiq: Pancasila Kunci Pemersatu Bangsa

Gus Muwafiq: Pancasila Kunci Pemersatu Bangsa
Tangkapan layar Peringatan Hari Lahir Pancasila dan Tausiyah Kebangsaan PCI NU Pakistan. (Foto: NOJ/Mukhzamilah).
Tangkapan layar Peringatan Hari Lahir Pancasila dan Tausiyah Kebangsaan PCI NU Pakistan. (Foto: NOJ/Mukhzamilah).

Sidoarjo, NU Online Jatim

Kecintaan terhadap nilai-nilai kebangsaan terus digaungkan oleh generasi muda Indonesia di luar negeri. Salah satunya ditunjukkan oleh Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCI NU) Pakistan. 

 

Bekerjasama dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Islamabad dan Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia di Islamabad, ia menghelat peringatan Hari Lahir Pancasila dan Tausiyah Kebangsaan virtual, Selasa (01/06/2021).

 

Kegiatan yang mengusung tema 'Meneguhkan Pancasila dalam Kebhinnekaan Indonesia' ini menghadirkan KH Ahmad Muwaffiq atau Gus Muwafiq sebagai pengisi tausiyah. Hadir juga dalam kegiatan itu Duta Besar RI Pakistan, Adam M Tugio dan Ketua Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Aris Junaidi.

 

Dalam kesempatan itu, Gus Muwafiq mengajak kembali merenungi identitas sebagai negara yang berbangsa (nation state). Menurutnya, pemikiran negara bangsa dicetuskan oleh tokoh Ernest Raynand dalam tulisannya yang berjudul What is nation?. Nalar pikir tersebut mengilhami kesadaran atas perlunya sebuah bangsa yang terstruktur dalam kehidupan bernegara.

 

“Al-Quran juga menguraikan legitimasi terbentuknya sebuah bangsa. Bahwa Allah menciptakan manusia beragam suku untuk saling mengenal dan membentuk sesuatu yang terstruktur (government) yang melindungi rakyat (civil society),” papar alumnus Fakultas Dakwah Islamiyah IAIN (sekarang UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta tersebut.

 

Dai kondang kelahiran Lamongan tersebut menjelaskan, dalam sebuah negara diperlukan adanya ideologi yang mendasari pendirian sebuah bangsa. Kesamaan ras, suku, dan agama adalah salah satu faktor pembentuk kesamaan ideologi dalam mayoritas negara.

 

Hal ini menurutnya berbeda dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri dari beragam suku, ras, dan agama. Namun demikian, berhasil membentuk sebuah negara bangsa. Menurut Gus Muwafiq, kunci keberhasilan tercapainya hal tersebut adalah nilai-nilai Pancasila.

 

“Pancasila adalah bahasa yang disepakati atas dorongan perbedaan suku, ras, dan agama, untuk menjadi suatu negara,” ujar tokoh yang pernah menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Asosiasi Mahasiswa Islam Asia Tenggara ini.

 

Korelasi Religiusitas Pancasila dan Kebhinnekaan Indonesia

Di Indonesia, dorongan untuk menjadi sebuah negara sebenarnya telah terwujud sebelum proklamasi kemerdekaan, melalui kerajaan-kerajaan besar di pelosok nusantara. Misalnya Kerajaan Singosari, Majapahit, dan yang lainnya, melalui Sumpah Palapa dan slogan Bhinneka Tunggal Ika.

 

Kesepakatan untuk membentuk ideologi negara kemudian dimatangkan dalam Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), yakni atas dirumuskannya nilai-nilai Pancasila.

 

Kesadaran paling tinggi dalam Pancasila adalah kesadaran teologi. Hal ini terwakili dalam sila pertama, yang membahas keesaan Tuhan dalam konsep Islam. Kemanusiaan yang adil dan beradab, merupakan sikap kebersamaan yang dipahami sebagai konsep ‘adlun’ (meletakkan sesuatu pada tempatnya).

 

Konsep Persatuan Indonesia dalam sila ketiga, yaitu untuk menjembatani beragamnya unsur masyarakat Indonesia. Unsur kerakyatan juga merupakan refleksi dari konsep keislaman, bahwa ‘setiap orang adalah pemimpin yang memiliki tanggung jawab kepada sesama.’

 

“Maka dari itu, seorang pemimpin dituntut untuk mampu mengayomi, meneladani, mendoakan, dan membuat orang lain berada dalam kebaikan, serta memberikan pengaruh baik pada orang yang dipimpinnya,” ujar Gus Muwafiq.

 

Pada kesempatan yang sama, Duta Besar RI Pakistan menyampaikan harapannya untuk bisa menghadirkan Gus Muwafiq untuk berdialog dengan diaspora Indonesia dan masyarakat umum di Pakistan.

 

Editor: A Habiburrahman


Metropolis Terbaru