
Tangkapan layar Peringatan Hari Lahir Pancasila dan Tausiyah Kebangsaan PCI NU Pakistan. (Foto: NOJ/Mukhzamilah).
Mukhzamilah
Kontributor
Sidoarjo, NU Online Jatim
Kecintaan terhadap nilai-nilai kebangsaan terus digaungkan oleh generasi muda Indonesia di luar negeri. Salah satunya ditunjukkan oleh Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCI NU) Pakistan.
Bekerjasama dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Islamabad dan Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia di Islamabad, ia menghelat peringatan Hari Lahir Pancasila dan Tausiyah Kebangsaan virtual, Selasa (01/06/2021).
Kegiatan yang mengusung tema 'Meneguhkan Pancasila dalam Kebhinnekaan Indonesia' ini menghadirkan KH Ahmad Muwaffiq atau Gus Muwafiq sebagai pengisi tausiyah. Hadir juga dalam kegiatan itu Duta Besar RI Pakistan, Adam M Tugio dan Ketua Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Aris Junaidi.
Dalam kesempatan itu, Gus Muwafiq mengajak kembali merenungi identitas sebagai negara yang berbangsa (nation state). Menurutnya, pemikiran negara bangsa dicetuskan oleh tokoh Ernest Raynand dalam tulisannya yang berjudul What is nation?. Nalar pikir tersebut mengilhami kesadaran atas perlunya sebuah bangsa yang terstruktur dalam kehidupan bernegara.
“Al-Quran juga menguraikan legitimasi terbentuknya sebuah bangsa. Bahwa Allah menciptakan manusia beragam suku untuk saling mengenal dan membentuk sesuatu yang terstruktur (government) yang melindungi rakyat (civil society),” papar alumnus Fakultas Dakwah Islamiyah IAIN (sekarang UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta tersebut.
Dai kondang kelahiran Lamongan tersebut menjelaskan, dalam sebuah negara diperlukan adanya ideologi yang mendasari pendirian sebuah bangsa. Kesamaan ras, suku, dan agama adalah salah satu faktor pembentuk kesamaan ideologi dalam mayoritas negara.
Hal ini menurutnya berbeda dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri dari beragam suku, ras, dan agama. Namun demikian, berhasil membentuk sebuah negara bangsa. Menurut Gus Muwafiq, kunci keberhasilan tercapainya hal tersebut adalah nilai-nilai Pancasila.
“Pancasila adalah bahasa yang disepakati atas dorongan perbedaan suku, ras, dan agama, untuk menjadi suatu negara,” ujar tokoh yang pernah menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Asosiasi Mahasiswa Islam Asia Tenggara ini.
Korelasi Religiusitas Pancasila dan Kebhinnekaan Indonesia
Di Indonesia, dorongan untuk menjadi sebuah negara sebenarnya telah terwujud sebelum proklamasi kemerdekaan, melalui kerajaan-kerajaan besar di pelosok nusantara. Misalnya Kerajaan Singosari, Majapahit, dan yang lainnya, melalui Sumpah Palapa dan slogan Bhinneka Tunggal Ika.
Kesepakatan untuk membentuk ideologi negara kemudian dimatangkan dalam Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), yakni atas dirumuskannya nilai-nilai Pancasila.
Kesadaran paling tinggi dalam Pancasila adalah kesadaran teologi. Hal ini terwakili dalam sila pertama, yang membahas keesaan Tuhan dalam konsep Islam. Kemanusiaan yang adil dan beradab, merupakan sikap kebersamaan yang dipahami sebagai konsep ‘adlun’ (meletakkan sesuatu pada tempatnya).
Konsep Persatuan Indonesia dalam sila ketiga, yaitu untuk menjembatani beragamnya unsur masyarakat Indonesia. Unsur kerakyatan juga merupakan refleksi dari konsep keislaman, bahwa ‘setiap orang adalah pemimpin yang memiliki tanggung jawab kepada sesama.’
“Maka dari itu, seorang pemimpin dituntut untuk mampu mengayomi, meneladani, mendoakan, dan membuat orang lain berada dalam kebaikan, serta memberikan pengaruh baik pada orang yang dipimpinnya,” ujar Gus Muwafiq.
Pada kesempatan yang sama, Duta Besar RI Pakistan menyampaikan harapannya untuk bisa menghadirkan Gus Muwafiq untuk berdialog dengan diaspora Indonesia dan masyarakat umum di Pakistan.
Editor: A Habiburrahman
Terpopuler
1
Seleksi Ansor Magang Jepang 2025 Dibuka, Simak Ketentuannya
2
Diresmikan Bupati, Gedung MWCNU di Bangkalan Diharap Jadi Penggerak Organisasi
3
PMII Rayon Ibnu Aqil Gelar PKD ke-31 di Singosari, Cetak Kader Intelektual Progresif dan Militan
4
Ratusan Santri Pagar Nusa Malang Meriahkan Kejurcab III
5
Pesantren Miftahul Huda Doho Madiun Ulang Tahun Ke-10, Kini Dirikan SMP
6
Tingkatkan Kompetensi Guru, LP Ma’arif NU Blitar Gelar Workshop Deep Learning
Terkini
Lihat Semua