Metropolis

MUI Ingatkan Umat Islam untuk Tidak Percaya Mitos di Bulan Muharram

Senin, 30 Juni 2025 | 14:00 WIB

MUI Ingatkan Umat Islam untuk Tidak Percaya Mitos di Bulan Muharram

Ilsutrasi. (Foto: NOJ/Ayo Bandung)

Surabaya, NU Online Jatim

Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengingatkan umat Islam untuk tidak mempercayai berbagai mitos yang berkembang terkait bulan Muharram, seperti anggapan bahwa bulan ini membawa kesialan, larangan bepergian, atau tidak diperbolehkannya menggelar hajatan.

Sekretaris Komisi Fatwa MUI, KH Miftahul Huda, menegaskan bahwa sebagai umat Islam yang berpegang teguh pada akidah yang benar dan keimanan kepada Allah SWT, keyakinan semacam itu tidak dibenarkan. Ia menekankan bahwa dalam Islam, tidak ada hari atau bulan yang dianggap membawa sial.

 

"Sebagai Muslim yang menjaga kesahihan akidah dan kepercayaan kepada Allah SWT, kita harus meyakini bahwa semua hari dan bulan itu tidak ada yang sial. Hari Senin sampai Ahad itu sama, bahkan ada keutamaan misalnya hari Jumat sebagai sayyidul ayyam (penghulu hari)," katanya, dilansir dari MUIDigital, Ahad (29/6/2025).

 

Kiai Miftah menjelaskan, Jumat dalam syariat Islam, dianggap sebagai hari raya pekanan, yang mendorong umat Muslim untuk memperbanyak ibadah seperti membaca Alquran, dzikir dan qiyamul lail pada malam Jumat.

 

"Dalam tradisi Jawa ada yang mengibaratkan hari yang menakutkan apalagi Jumat Keliwon. Ini tidak sesuai kepercayaan dan keyakinan agama Islam," tegasnya.

 

Kiai Miftah menambahkan, umat Muslim di Indonesia tidak terlepas dari sosiologi, khususnya masyarakat Jawa, bahwa di bulan Muharram ada mitos-mitos yang telah hidup sebelum Islam datang ke Tanah Air.

 

"Kita tidak bisa terlepas dari itu, sebagai Muslim yang baik, kita meyakini bahwa hal itu tidak dibenarkan dalam keyakinan agama," jelasnya.

 

Sementara itu, Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Ahmad Zubaidi, mengingatkan pentingnya memuliakan bulan Muharam dengan memperbanyak amal kebaikan dan meninggalkan kemaksiatan.

 

“Kenapa dinamakan Muharam? Karena bulan ini dimuliakan oleh Allah SWT. Pada bulan ini, umat Islam sangat dianjurkan untuk memperbanyak amal kebaikan dan menjauhi segala bentuk kezaliman,” ujarnya kepada MUIDigital  di Jakarta, Senin.

Pada bulan ini, umat Islam dianjurkan memperbanyak ibadah, menjauhi kemaksiatan, serta menjadikan Muharam sebagai momentum untuk bermuhasabah dan memperbaiki diri.

 

“Karena bulan ini mulia, maka semua umat Islam harus memuliakannya dengan kebaikan. Umat Islam juga dilarang melakukan kemaksiatan maupun kezaliman,” jelasnya.

 

Kiai Zubaidi menegaskan, larangan berbuat zalim berlaku sepanjang waktu, namun pada bulan haram larangan itu lebih ditekankan. Sebagaimana ditegaskan dalam Alquran.

 

“Jangan kau berbuat zalim pada dirimu sendiri pada bulan-bulan ini.” Kezaliman kepada diri sendiri juga mencakup kezaliman kepada orang lain, kata dia menambahkan.