• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Kamis, 2 Mei 2024

Metropolis

Profil KH Anwar Iskandar, Ketum MUI Pengganti KH Miftachul Akhyar

Profil KH Anwar Iskandar, Ketum MUI Pengganti KH Miftachul Akhyar
Ketua Umum MUI, KH Anwar Iskandar. (Foto: NOJ)
Ketua Umum MUI, KH Anwar Iskandar. (Foto: NOJ)

Surabaya, NU Online Jatim

KH Anwar Iskandar resmi ditunjuk sebagai Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) berdasarkan hasil rapat pleno MUI di Hotel Bidakara Jakarta, Selasa (15/08/2023). KH Anwar Iskandar akan meneruskan masa kepemimpinan KH Miftachul Akhyar, Ketua Umum MUI sebelumnya yang mengundurkan diri, hingga tahun 2025.

 

Kiai Anwar yang memiliki nama lengkap KH Muhammad Anwar Iskandar merupakan sosok ulama yang juga Pengasuh Pondok Pesantren Al-Amien, Ngasinan, Kediri. Dilansir dari labumi.id, ia dilahirkan di Desa Berasan, Kecamatan Muncar, Banyuwangi pada tanggal 24 April 1950.

 

Sosok ulama terkemuka di Kediri ini adalah putra pasangan KH Iskandar (Askandar) bin Kiai Abda’ dan Nyai Siti Robi’ah al-Adawiyah binti Kiai Abdul Manan. KH Iskandar sendiri merupakan pendiri dan Pengasuh Pondok Pesantren Mambaul Ulum Berasan, Muncar, Banyuwangi.

 

Kiai Anwar lahir di lingkungan keberagamaan yang kuat. Sejak kecil ia menimba ilmu agama kepada agamanya, Kiai Iskandar. Setiap waktu ia diberi bimbingan pengetahuan kitab salaf dari ayahandanya, bahkan hingga usai Madrasah Aliyah.

 

Pada tahun 1967, Kiai Anwar berangkat menuntut ilmu ke Pondok Pesantren Lirboyo Kediri. Ia belajar di bawah asuhan KH Mahrus Ali selama empat tahun. Selain mengaji di Lirboyo, ia juga pernah mengaji di pondok pesantren lain, seperti Ploso Kediri, Sarang Rembang, Minggen Demak, dan ilmu Falak di Jember.

 

Di samping menempuh pendidikan di pondok pesantren, Kiai Anwar juga meneruskan pendidikan formal, yakni di Perguruan Tinggi (PT) Tribakti Kediri dan lulus tahun 1969. Kemudian, pada tahun 1970 Kiai Anwar hijrah ke Jakarta untuk menyelesaikan program sarjana lengkap di IAIN Syarif Hidayatullah di Fakultas Adab Jurusan Sastra Arab.

 

Setelah selesai di Jakarta, KH. Muh. Anwar Iskandar tidak langsung pulang ke kampung halamannya untuk berdakwah dikarenakan di sana telah banyak pemuka agama (tokoh agama). Akhirnya beliau memutuskan menuju kota Kediri. Sampai di kota Kediri yakni, KH. Muh. Anwar Iskandar langsung mengadakan kegiatan dakwah.

 

Di tahun 1975, Kiai Anwar menikah dengan seorang perempuan asal Jamsaren, Kediri bernama Nyai Qoni’atus Zahro, putri Kiai Sa'id selaku Pengasuh Pondok Pesantren Assa'idiyah Jamsaren. Pernikahan yang pertama ini dikaruniai satu orang putra dan lima putri.

 

Kemudian, pada tahun 1990, Kiai Anwar menikah kedua kalinya dengan Nyai Hj Yayan Handayani asal Bogor. Dari pernikahan ini dikaruniai tiga putra dan satu putri, yang sekarang mendiami Pondok Pesantren Al-Amien.

 

Khidmah Organisasi

Sejak usia muda, Kiai Anwar merupakan tipikal orang yang aktif di organisasi. Bahkan, ia sudah bergabung di Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) sejak berumur 15 tahun. Saat menginjak masa kuliah, Kiai Anwar pun bergabung di Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), baik saat di Universitas Tribakti maupun kala di IAIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.

 

Tahun 1975, Kiai Anwar diamanahi memimpin Pimpinan Cabang (PC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kotamadya Kediri selama dua periode atau 8 tahun. Selanjutnya, Kiai Anwar dipercaya memimpin organisasi kemasyarakatan Nahdlatul Ulama daerah Kotamadya Kediri hingga beberapa kali. Khidmahnya di NU tidak hanya di tingkat cabang , tapi mengantarkannya ke tingkat wilayah (provinsi).

 

Bahkan, Kiai Anwar juga ditetapkan sebagai Wakil Rais Aam PBNU. Sebelum ditunjuk sebagai Ketua Umum MUI, Kiai Anwar terlebih dahulu menduduki jabatan Wakil Ketua Dewan Pertimbangan MUI Pusat.


Metropolis Terbaru