• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Sabtu, 27 April 2024

Metropolis

Pertemuan LGBT se-ASEAN Batal Digelar di Jakarta, Ini Respons Ketua NU Sidoarjo

Pertemuan LGBT se-ASEAN Batal Digelar di Jakarta, Ini Respons Ketua NU Sidoarjo
Ketua PCNU Kabupaten Sidoarjo, KH Zainal Abidin. (Foto: NOJ/Yuli Riyanto)
Ketua PCNU Kabupaten Sidoarjo, KH Zainal Abidin. (Foto: NOJ/Yuli Riyanto)

Sidoarjo, NU Online Jatim

Ramai diberitakan di sejumlah media online terkait batalnya rencana agenda pertemuan aktivis Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender (LGBT) se-ASEAN melalui agenda ASEAN Queer Advocacy Week (AAW) yang rencananya akan digelar di Jakarta pada bulan Juli ini.


Beredarnya kabar pembatalan acara tersebut mendapatkan respons dari banyak kalangan, termasuk Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Sidoarjo, KH Zainal Abidin. Pihaknya sepakat dengan pernyataan Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang dengan tegas menolak rencana kegiatan ini.


"Kami atas nama PCNU Sidoarjo menyatakan sepakat dengan pernyataan MUI yang menolak adanya rencana pertemuan aktivis LGBT di Jakarta,” katanya kepada NU Online Jatim, Rabu (12/07/2023).


Menurut pandangannya, kegiatan itu akan menjadi alat untuk mengkampanyekan kemaksiatan yang jelas-jelas berlawanan dengan hukum agama. Hukum agama yang dianut oleh seluruh rakyat Indonesia. Baik itu agama Islam, Kristen, Katholik, Hindu, Budha, dan Konghucu.


“Tentu saja Islam menolak adanya kampanye perilaku seksual yang menyimpang,” terangnya.


Sebelumnya, terdapat banyak gelombang penolakan terhadap agenda ini dari berbagai pihak. Sebagaimana diketahui, Ketua MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah, KH M Cholil Nafis menolak keras rencana pertemuan komunitas LGBT se-ASEAN di Indonesia yang bakal digelar pada 17-21 Juli 2023.


Kiai Cholil menegaskan, dari Undang-Undang Dasar (UUD) hingga Pancasila sama sekali tidak ada satupun yang membenarkan perihal LGBT ini. Oleh karenanya, Kiai Cholil mewakili MUI berharap agar pemerintah tegas untuk melarang ini. Meskipun belum ada aturan yang tegas terkait LGBT, setidaknya pelarangan ini didasarkan atas aspirasi dan norma yang berlaku.


“Oleh karena itu, ini sudah tidak benar, maka tidak boleh dikampanyekan. Orang-orang yang terkena LGBT pemerintah berkewajiban untuk menormalkan dan meluruskan. Kami sebagai warga negara dan tokoh agama juga berkewajiban untuk meluruskan,” katanya dilansir dari mui.or.id.


Metropolis Terbaru