• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 19 April 2024

Metropolis

Hari Ibu, Simak Kisah Inspiratif Ketua Fatayat NU Sidoarjo

Hari Ibu, Simak Kisah Inspiratif Ketua Fatayat NU Sidoarjo
Elok Sifak Munadiroh, Ketua PC Fatayat NU Kabupaten Sidoarjo. (Foto: NOJ/ Yuli Riyanto)
Elok Sifak Munadiroh, Ketua PC Fatayat NU Kabupaten Sidoarjo. (Foto: NOJ/ Yuli Riyanto)

Sidoarjo, NU Online Jatim

Pada momentum peringatan Hari Ibu yang jatuh pada 22 Desember 2021, banyak kisah inspiratif perempuan tangguh yang tidak pernah mengenal lelah dalam menjalani sejumlah peran yang dilakoninya. Sebutlah sebagai seorang ibu, kepala rumah tangga, dan aktivis Nahdlatul Ulama (NU).


Salah satunya adalah Elok Sifak Munadiroh, Ketua Pimpinan Cabang (PC) Fatayat NU Kabupaten Sidoarjo. Perempuan kelahiran Sidoarjo, 12 September 1975 tersebut merupakan sosok perempuan hebat yang sukses dalam berkhidmah di NU sekaligus berhasil dalam memberikan pendidikan terbaik bagi anaknya.


Segudang pengalaman organisasi NU telah diikutinya. Semangat belajar dan berkhidmah di NU diawalinya sejak kuliah di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Ampel Surabaya. Kala itu, dirinya aktif menjadi pengurus Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Rayon Tarbiyah (1994). 


Selanjutnya ia mulai mengenal Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) semenjak menjadi pengurus Pimpinan Anak Cabang (PAC) IPPNU Krembung, Sidoarjo (1998).


“Kemudian sekitar tahun 1998, oleh Ketua Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Krembung yang saat itu dijabat oleh KH Atho'illah Arief, saya ditunjuk sebagai Ketua Pimpinan Anak Cabang (PAC) IPPNU Krembung,” tuturnya kepada NU Online Jatim, Rabu (22/12/2021). 


Di organisasi Pelajar NU inilah dirinya mengaku mulai mengenal beberapa tingkatan badan otonom (banom) NU, seperti IPNU-IPPNU, Fatayat NU, GP Ansor, dan Muslimat NU. 


“Kemudian pada tahun 2000, saya diamanahi Sekretaris Umum Pimpinan Cabang (PC) IPPNU Sidoarjo mendampingi Mbak Anik Maslachah,” kata alumni IAIN Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) tersebut 


Lebih lanjut, dirinya menceritakan, dengan bekal pengalaman aktif di IPPNU, akhirnya ia ditarik menjadi pengurus PC Fatayat NU Sidoarjo (2008-2013). Selanjutnya, ia menjabat sebagai Wakil Sekretaris PC Fatayat NU Sidoarjo (2013-2018), hingga akhirnya terpilih menjadi Ketua PC Fatayat NU Sidoarjo (2018-2023).


Selain aktif di organisasi NU, Elok juga pernah aktif di berbagai organisasi lainnya, di antaranya sebagai anggota Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Kabupaten Sidoarjo, Wakil Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Sidoarjo, anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD), dan Bendahara Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Ploso Jaya.


Perempuan yang tinggal di Desa Ploso, Kecamatan Krembung, Sidoarjo ini sehari-hari berprofesi sebagai guru Madrasah Ibtidaiyah (MI) Wachid Hasyim Wonomlati, kecamatan Krembung.


Perempuan Mandiri
Dirinya mengaku, untuk menjalani aktivitas kesehariannya harus pintar membagi waktu antara tugas di organisasi, pekerjaan, dan keluarga. Apalagi setelah ditinggal wafat suami tercinta pada 31 Juli 2020 lalu. 


Kini, ia harus menjadi tulang punggung keluarga dan single parent dalam merawat Royyan Abdullah Zuhair (11), putra semata wayangnya yang saat ini duduk di bangku kelas VI.


“Sebagai Ketua PC Fatayat NU Sidoarjo adalah kewajiban dan tanggung jawab, menjadi seorang ibu juga tanggung jawab untuk mendidik serta mengasuh anak. Alhamdulillah, sejak kecil Royyan terbiasa saya tinggal kegiatan organisasi,” ujarnya.


Dirinya menambahkan, bahwa sejak kecil ia mengajari anaknya untuk hidup mandiri. Saudara-saudaranya pun turut menjaga buah hatinya terutama saat ia sedang beraktifitas di luar. 


Perempuan yang saat ini sedang melanjutkan studi S2 di Institut Agama Islam (IAI) Al Khoziny Buduran tersebut mengaku, sengaja menyekolahkan anaknya ke sekolah tempatnya mengajar agar lebih mudah berkomunikasi dan mengawasinya.


“Royyan mulai pagi sampai siang bersama saya, berangkat dan pulang bersama, sambil ngobrol tentang bagaimana rutinitasnya ketika di sekolah, di rumah, atau di tempat lainnya. Saya juga sering berkomunikasi melalui telepon maupun WhatsApp ketika saya ada kegiatan di luar,” ungkapnya.


Pada momentum peringatan Hari Ibu, Koordinator Bidang Organisasi Pimpinan Wilayah (PW) Fatayat NU Jatim ini berpesan kepada para ibu agar jangan pernah lelah dalam berkhidmah di organisasi NU. Menurutnya, semua ujian merupakan cara Allah SWT untuk mendidik hamba-Nya agar menjadi lebih kuat, mandiri, dan tangguh. 


Akan ada banyak hikmah yang bisa diambil dari berbagai musibah yang menimpa. Salah satunya sebagaimana yang ia alami, dulu tidak ada keberanian mengendarai mobil karena kemana-mana suaminya siap mengantar. Begitu sang suami wafat, ia akhirnya berusaha agar bisa mengendarai mobil sendiri. 
 


“Yakinlah, bahwa rencana Allah SWT sungguh sangat indah. Bersedih boleh, tapi tidak perlu berlarut-larut. Jangan pernah tunjukkan sedihmu di luar sana, tapi bahagialah dan sebarkanlah kebahagiaan itu dengan senyuman,” pungkasnya.


Metropolis Terbaru