• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Senin, 29 April 2024

Metropolis

Harlah-Haul Bumi Shalawat, Gus Miftah Senang Banyak Kiai Muda NU Viral

Harlah-Haul Bumi Shalawat, Gus Miftah Senang Banyak Kiai Muda NU Viral
KH Miftah Maulana Habiburrahman (Gus Miftah) saat menghadiri Harlah dan Haul Pondok Pesantren Progresif Bumi Shalawat Sidoarjo, Senin (04/03/2024) malam. (Foto: NOJ/ Boy Ardiansyah)
KH Miftah Maulana Habiburrahman (Gus Miftah) saat menghadiri Harlah dan Haul Pondok Pesantren Progresif Bumi Shalawat Sidoarjo, Senin (04/03/2024) malam. (Foto: NOJ/ Boy Ardiansyah)

Sidoarjo, NU Online Jatim

Pimpinan Pondok Pesantren Ora Aji Sleman, Yogyakarta, KH Miftah Maulana Habiburrahman atau Gus Miftah mengaku senang bila semakin banyak kiai muda NU yang viral atau terkenal. Penegasan disampaikan saat menghadiri Hari Lahir (Harlah) dan Haul Pondok Pesantren Progresif Bumi Shalawat Sidoarjo di lapangan pesantren setempat, Senin (04/03/2024) malam.

 

“Kalau banyak kiai muda NU yang viral ini bagi saya kabar gembira. Sehingga masyarakat banyak pilihan untuk dijadikan guru,” katanya.

 

Gus Miftah mengaku tidak mungkin bisa sampai pada maqam Habib Ali Zainal Abidin Assegaf atau Habib Bidin pimpinan Majelis Shalawat Az-Zahir. Begitupun sebaliknya, Habib Bidin tidak mungkin mampu menyamai Gus Miftah yang bisa berdakwah di lokalisasi.

 

“Jika ada niat pasti ada jalan. Yang terpenting punya keberanian untuk berinovasi. Jika santri ditakdir tidak alim jangan minder karena ketidak alimanmu,” ujarnya.

 

Menurut Gus Miftah, bisa jadi ada santri yang saat di pesantren paling bodoh, namun ketika pulang akan menjadi paling alim karena di kampungnya tidak ada yang belajar di pesantren.

 

Di sisi lain, Gus Miftah heran dengan seorang ahli ibadah yang ahli menyebut nama Tuhannya, tapi juga pandai membicarakan aib saudaranya. “Banyak ahli ibadah yang tidak bisa menjaga lidah. Dia banyak memuji Tuhannya, tapi tidak bisa menjaga lisannya,” ucapnya.

 

Gus Miftah pun mengaku tidak pernah merasa minder dengan cacian orang lain ketika melakukan dakwahnya. Ia mengaku memiliki alasan sehingga tidak goyah meski direndahkan oleh banyak orang.

 

Hal pertama yang membuat dirinya kuat adalah bekal dari Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Yahya agar semua diniatkan untuk Allah, sama sekali bukan hal duniawi.

 

“Habib Lutfi jugalah yang menguatkan dan memberi izin saya untuk berdakwah di lokalisasi. Bahkan Habib Lutfi membela saya ketika saya dikritik karena dakwah di lokalisasi,” tandasnya.


Metropolis Terbaru