• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Sabtu, 27 April 2024

Metropolis

Harlah Ke-66 Jatman, Berikut Sejarah dan Alasan Penamaannya

Harlah Ke-66 Jatman, Berikut Sejarah dan Alasan Penamaannya
Logo Jatman. (Foto: NU Online)
Logo Jatman. (Foto: NU Online)

Surabaya, NU Online Jatim

Jamiyah Ahlith Thariqah al-Mu’tabarah an-Nahdliyah (Jatman) didirikan di Tegalrejo, Magelang, Jawa Tengah pada 10 Oktober 1957. Tepat hari ini, Selasa 10 Oktober 2023 organisasi tarekat NU ini telah berusia 66 tahun.

 

Sebagaimana dilansir dari NU Online, yang mengutip website resmi Jatman, disebutkan dalam Anggaran Rumah Tangga (ART) Nahdlatul Ulama Pasal 18, Jatman merupakan badan otonom berbasis profesi dan kekhususan lainnya yang beranggotakan warga NU pengamal tarekat yang mu’tabarah.

 

Organisasi ini diprakarsai oleh (1) KH Muslih Abdurrohman, Mranggen Demak Jawa Tengah; (2) KH Nawawi, Berjan Purworejo Jawa Tengah; (3) KH Masruhan, Mranggen Demak Jawa Tengah; KH Khudlori, Tegalrejo Magelang Jawa Tengah; dan Andi Potopoi, Bupati Grobogan Jawa Tengah pada awal pendiriannya.

 

Di masa-masa awal organisasi ini, tidak ada imbuhan nama an-Nahdliyah. Baru setelah ditetapkan masuk sebagai badan otonom NU, nama tersebut ditambahkan di belakangnya. Penetapan Jatman sebagai banom ini dilakukan pada Muktamar Ke-26 di Semarang, Jawa Tengah pada 1979. Hal ini berdasarkan usulan para sesepuh tarekat, seperti KH Muslih Abdul Rahman, KH Turaichan Adjuri, dan KH Adlan Ali pada sidang pleno Syuriyah PBNU agar jam’iyah tarekat tetap satu langkah dan satu posisi dengan Ahlussunnah wal Jama’ah. Lalu terbit Surat Keputusan PBNU nomor 137/Syur.PB/V/1980 sebagai pengesahannya.

 

Di Balik Penamaan Jatman

Dilansir dari Ensiklopedia NU, ada dua alasan di balik penamaan an-Nahdliyah di belakang organisasi para pengamal tarekat ini. Pertama, para pengamal tarekat selalu tergerak untuk melaksanakan ibadah dan dzikir kepada Allah SWT dengan mengikuti haluan Ahlussunnah wal Jamaah dan mazhab empat, mengamalkan ajaran tasawuf dari para ulama salafush shalih, serta berperan aktif dalam pembangunan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

 

Kedua, kata "an-Nahdliyah" juga dimaksudkan untuk membedakan diri dengan organisasi serupa yang bukan Nahdliyah. Hal ini berarti, penamaan Nahdliyah guna menjadi pembeda organisasi ini dengan yang tidak termasuk dalam bagian dari jamiyah NU.

 

Organisasi Jatman ini didirikan bertujuan untuk mengusahakan berlakunya syariat lslam lahir dan batin dengan berhaluan Ahlussunnah wal Jamaah yang berpegang kepada salah satu madzhab empat; mempergiat dan meningkatkan amal saleh lahir dan batin menurut ajaran ulama shalihin dengan suatu janji setia (bai'ah shalihah); menyelenggarakan pengajian (khususi) dan menyebarkan ilmu yang bermanfaat (ulumun nafi'ah).

 

Dalam hal struktur, organisasi ini mempunyai kepengurusan di tingkat pusat yang bernama Idaroh Aliyah, di tingkat provinsi dengan nama Idaroh Wustho, di tingkat kabupaten atau kota dengan nama Idaroh Syu’biyah, dan di tingkat kecamatan dengan istilah Idaroh Ghusniyah, serta di tingkat desa atau kelurahan dengan sebutan Idaroh Syafiyah.


Metropolis Terbaru