• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 3 Mei 2024

Metropolis

Multaqo Sufi Al-Alami di Pekalongan Kokohkan Persatuan Umat

Multaqo Sufi Al-Alami di Pekalongan Kokohkan Persatuan Umat
Pembukaan Multaqo Sufi Al-Alami di Pekalongan. (Foto: NOJ/Jatman)
Pembukaan Multaqo Sufi Al-Alami di Pekalongan. (Foto: NOJ/Jatman)

Surabaya, NU Online Jatim
The International Sufi Conference atau Multaqo Sufi Al-Alami menjadi momen berkumpulnya ulama sufi sedunia. Perkumpulan ini tentu saja memberi dampak yang luar biasa untuk pemersatu umat di dunia.

 

Rais ‘Aam Jam’iyyah Ahlith Thoriqoh Al-Mu’tabarah An-Nahdliyyah (JATMAN) dan Pimpinan World Sufi Assembly (WSA) Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Yahya menjelaskan para ulama sufi merupakan perekat, pemersatu dan penyejuk umat serta menjadi benteng yang kokoh bagi negaranya.

 

“Para ulama sufiyin yang sangat luas ilmunya, wawasannya, jauh pandangannya, pemersatu, perekat dan penyejuk umat, serta kasih sayangnya kepada umat yang tidak diragukan lagi,” ucap Habib Luthfi dalam sambutannya pada acara pembukaan The International Sufi Conference atau Multaqo Sufi Al-Alami di Gedung Sahid International Convention Center (SICC) Pekalongan, Selasa (29/08/2023).

 

Dilansir dari Jatman.or.id, Habib luthfi menambahkan, kecintaan para ulama sufi kepada bangsa dan tanah airnya juga tidak perlu diragukan. Karena, para ulama sufi sangat mengerti dan memahami ciptaan Allah subhanahu wa ta’ala.

 

“Begitu pula cinta bangsa dan cinta tanah airnya para beliau benteng-benteng yang sangat kokoh dalam negaranya, para beliau sangat mengerti dan memahami apa yang telah diciptakan oleh Allah subhanahu wa taala,” kata Habib Luthfi.

 

“Di antaranya Allah taala telah menciptakan Nabi Adam dan Siti Hawa yang telah menurunkan suku bangsa untuk saling mengenal didasari takwanya, dengan dasar tersebut melahirkan menghargai dan menghormati hak-hak asasi setiap bangsa dan toleran dengan kebijakan dan kearifannya,” lanjut Habib Luthfi.

 

“Para sufiyin selalu bercermin kepada baginda Nabi Muhammad dalam segala perilakunya, menjadi cermin atau keteladanan untuk umat selaku pewaris para ambiya, tanggung jawab dipundaknya sangat besar, menanggung umat yang kelak dihadapan Allah taala dan rasul-Nya shallallahu alaihi wasallam akan diminta pertanggungjawabannya,” ungkapnya.

 

Pewarta: Asad Syamsul Abidin
Editor: Arip Suprasetio


Metropolis Terbaru