Metropolis

Hati-hati! Kasus DBD di Jatim Nyaris Seribu, 17 Pasien Meninggal

Rabu, 26 Januari 2022 | 20:00 WIB

Hati-hati! Kasus DBD di Jatim Nyaris Seribu, 17 Pasien Meninggal

Tim LPBINU Mojokerto saat melakukan fogging. (Foto: Istimewa)

Surabaya, NU Online Jatim

Selama tahun 2022 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Jawa Timur (Jatim) sudah hamper mencapai 1.000. Bahkan belasan orang di Jatim sudah meninggal dunia akibat DBD.

 

Dari data Dinas Kesehatan (Dinkes) Jatim, terhitung sejak tanggal 1 hingga 24 Januari 2022, total ada 977 kasus DBD. Sedangkan 17 pasien di antaranya meninggal dunia.

 

Kasus tertinggi DBD terjadi di lima kota/kabupaten. Yakni Bojonegoro 122 pasien, Nganjuk 72 pasien, Malang 66 pasien, serta Ponorogo dan Sidoarjo, masing-masing 53 pasien.

 

“Kematian tertinggi akibat DBD ada di Pamekasan 3 pasien; Bojonegoro 2 pasien; kemudian Bangkalan dan Kediri, masing-masing satu orang pasien,” kata Kepala Dinkes Jatim dr Erwin Astha, Rabu (26/01/2022).

 

Ia mengajak, agar masyarakat tidak mengabaikan bahaya DBD. Upaya preventif penanganan DBD harus dilakukan.

 

Selain itu, ia mengimbau agar masyarakat selalu menerapkan 3M, yakni menguras atau membersihkan bak mandi, menutup rapat tempat penampungan air, serta membuang atau mendaur ulang barang bekas.

 

"Dalam hal ini 3M dikunci untuk mencegah jangan sampai kasusnya membludak atau meningkat," ujarnya.

 

Ia juga mengingatkan bahwa mencegah berkembangnya jentik nyamuk merupakan langkah antisipasi yang perlu dilakukan. Sebabm demam berdarah tidak lepas dari faktor utamanya, yaitu nyamuk.

 

Menurut Erwin, upaya lainnya yaitu edukasi penggunaan fogging dan abate harus dimasifkan. Sebab, ada tata cara sendiri sebelum menyemprotkan fogging dan meneteskan abate.

  

"Indikasi terbaik fogging adalah ketika ada pasien di situ. Bisa dilakukan fogging untuk membunuh nyamuk-nyamuk dewasa. Sedangkan abate untuk jentik-jentiknya," tandasnya.