• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Rabu, 24 April 2024

Metropolis

Istighotsah, Ikhtiar Batin Ranting NU di Sidoarjo Hadapi Pandemi

Istighotsah, Ikhtiar Batin Ranting NU di Sidoarjo Hadapi Pandemi
Kegiatan rutin yang sempat tertunda akibat pandemi Covid-19 di kawasan Sidoarjo. (Foto: NOJ/Yuli R)
Kegiatan rutin yang sempat tertunda akibat pandemi Covid-19 di kawasan Sidoarjo. (Foto: NOJ/Yuli R)

Sidoarjo, NU Online Jatim

Ketawakalan aktif dalam menghadapi pandemi Covid-19 yang hingga saat ini masih merebak, mensyaratkan adanya usaha sungguh-sungguh yang disebut dengan ikhtiar. Salah satunya adalah ikhtiar batin dengan berdoa dan tawakal.

 

Sebagaimana ikhtiar batin yang dilakukan Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama (PRNU) Klantingsari, Kecamatan Tarik, Kabupaten Sidoarjo. Mereka menggelar istighotsah bersama dan tawasul leluhur. Acara dilangsungkan di Mushala Nurul Huda desa setempat, Ahad (27/06/2021).

 

Ketua PRNU Klantingsari, H Mulyadi menuturkan bahwa istighotsah merupakan kegiatan rutin setiap bulan. Penyelenggaranya ranting NU beserta Badan otonom (Banom) usai diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB. Tujuannya berkirim doa kepada para leluhur desa.

 

“Istighotsah rutin ini satu bulan sekali di setiap mushala dan masjid yang ada di Desa Klantingsari,” kata H Mulyadi.

 

Dikemukakan bahwa kegiatan baru berjalan lagi setelah adanya PSBB akibat situasi pandemi. Dan dirinya berharap pandemi segera berlalu sehingga kegiatan bisa terus istikamah.

 

Sementara itu, Mustasyar Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Tarik, KH Ahmad Kholil berpesan agar kegiatan terus dipertahankan dan lebih ditingkatkan dari sisi acara dan tokoh yang terlibat di dalamnya.

 

“Karena sangat bermanfaat untuk memotivasi para pemuda melakukan kegiatan positif terutama melestarikan amaliyah Aswaja An-Nahdliyah. Juga sebagai sarana untuk kirim doa kepada leluhur,” tegasnya.

 

Ustadz Nur Kholiq dalam mauidhatul hasanahnya menyampaikan bahwa tidak boleh melupakan sejarah. Selain itu, kearifan lokal yang tidak menyimpang dari syariat harus tetap dijaga.

 

“Saya berpesan kepada para pemuda untuk tetap belajar akidah Islam Ahlussunah wal Jama’ah An-Nahdliyah,” katanya.

 

Dikemukakan pemuda saat ini adalah generasi penerus yang sudah ditunggu kelompok ekstrem kanan dan ekstrem kiri di dunia universitas untuk didoktrin ikut kelompok tersebut.

 

Tampak hadir dalam acara ini Mustasyar MWCNU Tarik, Ketua UPZIS LAZISNU MWC Tarik, Ketua PRNU Klantingsari beserta Banom, takmir mushala dan masjid se-Desa Klantingsari, serta tamu undangan lain.

 

Editor: Syaifullah


Editor:

Metropolis Terbaru