Sidoarjo, NU Online Jatim
Ketua Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Sidoarjo, Sholehuddin menyebutkan tantangan umat beragama saat ini ada tiga hal. Pertama, adanya sikap sebagian umat beragama yang berlebihan dalam beragama, tetapi mengesampingkan nilai-nilai kemanusiaan.
“Kedua, berkembangnya klaim kebenaran secara subjektif dan sepihak serta menafikkan kebenaran lain yang tidak sejalan,” katanya saat mengisi acara webinar nasional bertajuk ‘Pelajar Nusantara Berislam dan Berkeindonesiaan’ yang digelar oleh Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo (UNUSIDA) pada Jum’at (26/08/2022) siang.
Tantangan ketiga menurut pria yang juga sebagai instruktur nasional penguatan moderasi beragama Kementrian Agama (Kemenag) RI itu munculnya semangat beragama yang tidak dibarengi dengan kecintaan berbangsa dalam bingkai NKRI.
“Dari sinilah pentingnya moderasi beragama. Dalam buku yang berjudul Peta Jalan Penguatan Moderasi Beragama disebutkan, moderasi beragama adalah cara pandang, sikap, dan praktik beragama dalam kehidupan bersama dengan cara mengejawantahkan esensi ajaran agama,” ujarnya.
Moderasi beragama juga melindungi martabat kemanusiaan dan membangun kemaslahatan umum berlandaskan prinsip adil, berimbang serta menaati konstitusi sebagai kesepakatan berbangsa. Indikator moderasi beragama ini meliputi komitmen kebangsaan, toleransi, anti kekerasan, dan menghormati tradisi.
“Moderasi beragama sejatinya secara esensial mengejawantahkan nilai-nilai dasar Pancasila. Dan sebaliknya, Pancasila menjadi bagian dari salah satu indikator moderasi beragama yakni komitmen kebangsaan yang di dalamnya ada Pancasila dan perundang-undangan,” tuturnya.
Dijelaskan, dari sini diperlukan upaya penguatan moderasi beragama sebagai penguatan ideologi Pancasila. Seiring dengan masifnya penggunaan media sosial disemua kalangan utamanya kelompok milenial pengarus utamaan moderasi beragama melalui jejaring tidak bisa dielakkan.
“Caranya dengan mengisi dan menyebarkan konten-konten positif yang membawa rasa damai. Maka seorang Pancasilais muda harus menjadi pelopor penguatan moderasi beragama dalam upaya memperkuat ideologi yang disepakati yakni Pancasila,” pungkasya.
Hadir pada webinar ini H Fatkul Anam selaku Rektor UNUSIDA, M Arisy Karomy kepala UPT PIK. Hadir pula sebagai narasumber M Idham Kholid yang merupakan kepala pusat studi agama dan perubahan sosial