Ketua PWNU Jatim Dorong Kader Penggerak Media Digital Jaga Citra NU
Ahad, 6 Juli 2025 | 11:00 WIB

Ketua PWNU Jatim KH Kikin A Hakim atau Gus Kikin (tengah) saat Hangout Media PW IPPNU Jatim di Pesantren Digipreneur Al-Yasmin Surabaya, Sabtu (05/07/2025). (Foto: NOJ/ Dok. IPPNU Jatim)
Yulia Novita Hanum
Kontributor
Surabaya, NU Online Jatim
Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim KH Kikin A Hakim atau Gus Kikin mendorong agar kader penggerak media digital turut menjaga image atau citra NU. Menurutnya, segala informasi yang salah tentang NU hendaknya dapat diluruskan agar menjadi berita yang benar.
"Media itu penting untuk dipelajari betul, karena ada opini yang salah, tapi karena digulirkan terus sehingga dianggap benar. Nah, kita dari NU punya kewajiban meluruskan," kata Gus Kikin pada acara 'Hangout Media' yang digelar Pimpinan Wilayah (PW) Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Jatim, Sabtu (05/07/2025) malam.
Acara Hangout Media digelar PW IPPNU Jatim bekerja sama dengan Lembaga Ta’lif wan Nasyr Nahdlatul Ulama (LTNNU) Jatim dan Pondok Pesantren Digipreneur Al-Yasmin Surabaya. Acara yang dilaksanakan selama dua hari, yaitu Sabtu-Ahad (05-06/07/2025) itu dipusatkan di Pesantren Digipreneur Al-Yasmin.
Gus Kikin menyampaikan bahwa sejak kelahirannya pada 1926, NU sudah sadar pentingnya media sebagai alat perjuangan. Hal itu dibuktikan dengan lahirnya media resmi NU pada 1929, sebagai sarana membentuk opini dan menyuarakan kebenaran.
“Yang membuat opini salah jadi benar, dan benar jadi salah, itu media. Maka, bagaimana cara menghindari manipulasi opini? Ya, kita harus paham dan mempelajarinya. NU punya kewajiban berbeda, kita tidak ikut membangun opini negatif, tetapi kita wajib menyuarakan kebenaran,” ujarnya.
Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang itu mendorong agar peserta Hangout Media dari perwakilan IPPNU se Jawa Timur dapat menjadi kader penggerak NU yang menyuarakan kebenaran di era digital. Di antara tugasnya ialah dengan mengisi opini yang sesuai dengan peradaban, budaya, dan Aswaja di ruang digital.
"Kita nggak bisa bersaing dengan mereka yang membangun opini negatif, tapi kita perlu menyuarakan kebenaran. Kita memang punya kewajiban yang berbeda, kita punya kewajiban meluruskan," katanya.
Ia menegaskan, tugas kader-kader Aswaja itu sama, yakni menegakkan misi Islam Rahmatan lil Alamin. Di era digital, misi Islam Rahmatan lil Alamin adalah dengan mengisi opini yang positif.
“Bagaimana kita membangun opini agar hal-hal yang negatif itu kita luruskan. Bukan soal kalah atau menang, tapi ukuran kita adalah kontribusi dalam meluruskan opini," ucapnya.
Dirinya pun mencontohkan Nabi Ibrahim sewaktu dibakar Raja Namrud, ternyata ada semut kecil yang juga memiliki kontribusi memadamkan. "Jadi, meski kecil ya tetap harus punya peran, bukan soal apa yang dilakukan atau apa hasilnya, tapi apa kontribusi NU," pungkasnya.
Diketahui, dalam kesempatan itu juga diluncurkan buku karya PW IPPNU Jatim berjudul "Digital with Dignity (Etika Digital Tanpa Batas, Tanpa Bias)" oleh Ketua PW IPPNU Jatim Aisyah Nur Afifah Maulidiyah.
Terpopuler
1
Bacaan Niat Puasa Tasu'a dan Asyura pada 9-10 Muharram
2
Dalil Keistimewaan Puasa Tasu'a dan Asyura
3
Khutbah Jumat: Memaknai 2 Peristiwa Penting di Hari Asyura
4
Sound Horeg Dinilai Meresahkan, MUI Jatim Angkat Bicara
5
Sejarah Puasa Tasu’a dan Asyura serta Tata Cara Pelaksanaannya
6
SKK Kopri PMII Trenggalek Bawa Misi Perempuan Pelopor untuk Berdaya
Terkini
Lihat Semua