• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Kamis, 25 April 2024

Metropolis

Khofifah Pastikan Stok Sembako untuk Ramadlan di Jatim Aman

Khofifah Pastikan Stok Sembako untuk Ramadlan di Jatim Aman
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa meninjau gudang Perum Bulog Sub Divre Surabaya Utara di Buduran, Sidoarjo, Kamis (25/3/2021). (Foto: NOJ/YR)
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa meninjau gudang Perum Bulog Sub Divre Surabaya Utara di Buduran, Sidoarjo, Kamis (25/3/2021). (Foto: NOJ/YR)

Sidoarjo, NU Online Jatim

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memastikan bahwa stok kebutuhan sembako selama bulan Ramadlan di Jawa Timur aman. Memang, harga cabai sempat naik namun ia meyakini akan normal kembali karena tak lama lagi bakal memasuki panen raya.

 

“Stok sembako kita menjelang bulan Ramadlan semuanya dalam keadaan aman, ada sedikit dinamika harga cabai, tapi cabai pun juga akan menuju panen raya,” kata Khofifah, saat meninjau gudang Perum Bulog Sub Divre Surabaya Utara di Buduran, Sidoarjo, Kamis (25/3/2021).

 

Ketua Umum Muslimat Nahdlatul Ulama itu juga memastikan bahwa stok beras di Jatim melimpah. Berdasarkan rilis BPS terbaru yang dirilis Maret 2021, dicatatkan bahwa Jatim berhasil menduduki peringkat pertama daerah penghasil padi terbesar di Indonesia. Berdasarkan data itu, luas panen 1.754.380 ha, Jawa Timur dapat  menghasilkan padi sebanyak 9.944.538 ton GKG atau setara 5.712.597 ton beras.

 

Khofifah memaparkan, kabupaten/kota penyumbang terbesar produksi padi, di antaranya, Kabupaten Lamongan dengan produksi sebesar 886.060,99 ton atau setara beras sebanyak 508.993,90 ton. Disusul Ngawi dengan produksi sebanyak 837.773,15 ton atau setara beras 481.255,17 ton.

 

Selanjutnya, Kabupaten Bojonegoro dengan produksi sebanyak 728.915,12 ton atau setara beras 418.722,13 ton. Lalu Jember dengan produksi sebanyak 590.263,37 ton atau setara beras sebanyak 339.074,24 ton.

 

“Kita ingin memproteksi petani kita, bagi Jawa Timur stok padi sangat berkecukupan bahkan berlimpah, karena itu Jawa Timur tidak membutuhkan impor beras,” tandas Khofifah.

 

Di gudang Perum Bulog Sub Divre Surabaya Utara, Khofifah meminta agar Bulog meningkatkan serapan beras petani dengan harga minimal sesuai  HPP. “Jadi pergerakan penyerapan beras oleh Bulog harus ditingkatkan. Jika biasanya Bulog menyerap beras masyarakat 1.500 ton per hari, maka hari ini saya minta  bergerak menjadi 2.000 ton per hari,” ujarnya.

 

Peningkatan serapan beras masyarakat oleh Bulog harus dilakukan seiring dengan masa puncak panen padi yang akan tiba di ahir Maret sampai pertengahan April  mendatang. Daerah penghasil beras  mulai panen, dan harus segera diserap sebagai langkah kongkrit perlindungan pemerintah pada petani.

 

Editor: Nur Faishal


Metropolis Terbaru