LAZISNU di Sidoarjo Berbagi Keceriaan di Bulan Muharram

Sidoarjo, NU Online Jatim

NU Care-Lembaga Amil Zakat Nahdlatul Ulama (LAZISNU) Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama (PRNU) Kraton, Kecamatan Krian, Kabupaten Sidoarjo menggelar acara ‘Berbagi Keceriaan di Bulan Muharram’ bersama pendakwah muda NU asal Surabaya, Ning Umi Laila, Ahad (14/07/2024).

Pada kesempatan ini, Ning Umi Laila mengatakan, seorang muslim penting untuk mengetahui dan merayakan Peringatan Hari Besar Islam (PHBI), seperti misalnya saat ini peringatan tahun baru Islam 1446 Hijriyah.

“Kadang orang Islam tidak tau kepan tahun baru Islam. Beda dengan tahun baru masehi yang biasanya diperingati besar-besaran,” katanya.

Menurutnya, seorang muslim minimal tau amalan apa yang bisa dilaksanakan pada tahun baru Islam. Saat ini banyak orang Islam yang tidak hafal dengan nama bulan Islam. Ia meyakinkan akan kekuatan doa.

“Misalnya ingin berangkat haji yang saat ini harus menunggu 30 sampai 40 tahun. Terus saja berdoa insya Allah akan dikabulkan,” ujar Mahasiswi Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya ini.

Diceritakan, dulu ada sahabat bertamu ke rumah Nabi Muhammad SAW kemudian menyatakan dirinya yang miskin iri dengan orang kaya. Orang kaya shalat dan puasa, sahabat tersebut masih bisa melaksanakan. Namun yang disesalkan sahabat miskin tersebut adalah saat orang kaya bersedekah dirinya tidak bisa.

“Nabi Muhammad SAW merespons dengan mengatakan agar tidak menilai apa-apa dari segi materi. Carilah amalan yang pahalanya sama dengan shadaqah,” terangnya.

Ning Umi Laila lantas menyebutkan membaca tasbih, tahmid, tahlil dan takbir pahalanya sama dengan shadaqah. Oleh karenanya orang yang tidak bisa bershadaqah tidak perlu berkecil hati dengan orang kaya yang bisa bershadaqah, karena bisa mengamalkan amalan yang pahalanya sama dengan shadaqah. 

Namun tidak boleh disalah artikan dengan tidak mau bershadaqah karena merasa cukup dengan membaca tasbih, tahmid, tahlil dan takbir. “Jika kepepet sudah tidak punya apa-apa untuk dishadaqahkan, baru menggantinya dengan membaca tasbih, tahmid, tahlil dan takbir,” tandasnya.