Lora Ismael Al Kholilie Paparkan Pentingnya Perbaiki Diri Sendiri
Senin, 13 Januari 2025 | 13:00 WIB
Boy Ardiansyah
Kontributor
Surabaya, NU Online Jatim
Muhammad Ismael Al Kholilie atau yang dikenal dengan panggilan Lora Ismail mengatakan, saat ini banyak anak muda yang memiliki target yang luar biasa. Namun ia lupa untuk memperbaiki diri sendiri, yang diinginkan adalah merubah dunia.
Hal tersebut ia sampaikan saat mengisi Kajian Shubuh Mejelis Generasi Z Islami (Genzi) di Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya, Ahad (12/01/2025).
“Imam Jalaluddin Rumi dalam salah satu kalamnya mengatakan, kemarin saya itu orang pintar. Maka saya ingin merubah dunia. Sekarang saya ini menjadi orang bijak, maka tidak langsung merubah dunia, namun terlebih dahulu merubah diri saya sendiri,” katanya.
Ia menyebut, ucapan Rumi di atas dalam sebuah kritik, bukan berarti Rumi melarang seorang anak muda bercita-cita tinggi. Boleh saja bercita-cita memberi perubahan ke hal yang positif, namun menurut Rumi yang pertama dilakukan adalah merubah diri sendiri. Menurut Lora Ismail, mengupgrade kualitas diri selaras dengan ajaran Nabi Muhammad SAW.
“Seorang sahabat, Abdullah bin Umar pernah menyampaikan, Rasulullah SAW satu kali duduk saja dalam majelis, bisa beristighfar minimal seratus kali. Ini Rasulullah yang dosanya sudah dihapus secara total oleh Allah SWT,” ujarnya.
Meski demikian, Rasulullah SAW terus mengupgrade dirinya untuk menjadi kekasih yang terkasih Allah SWT. Terkait upgrade diri Rasullah SAW dalam hadistnya menjelaskan, ada tiga sifat yang bisa menghacurkan seseorang. Tiga sifat ini bisa membuat seseorang tidak ingin menjadi seseorang yang lebih baik.
“Pertama rasa pelit, ini tidak hanya pelit harta saja, termsuk orang yang pelit itu juga pelit kepada dirinya sendiri. Tidak mau berjuang dan berusaha untuk kebaikan dirinya sendiri,” terangnya.
Kedua, hawa nafsu yang selalu dituruti. Ini adalah problem utama Gen-Z, jangan menyalahkan orang lain atau keadaan. Karena musuh yang utama adalah nafsu diri sendiri. Yang ketiga adalah mudah merasa hebat atau jumawah dengan sedikit apa yang telah dilakukan.
“Orang kalau punya sifat seperti ini, sedikit-sedikit merasa puas akan menghalangi dirinya menjadi lebih baik,” tandasnya.
Terpopuler
1
Konflik Iran-Israel, Gus Nadir Serukan Kembali Memanusiakan Kemanusiaan
2
GP Ansor Jatim Dukung Kegiatan Namen Ben Molong untuk Ketahanan Pangan
3
PCNU Nganjuk Apresiasi 7 Kader Lolos Beasiswa Keagamaan PWNU Jatim
4
GP Ansor di Bangkalan Gerakkan Pertanian Mandiri Lewat Namen Semangka ben Molong Cabe
5
Unisma Gelar Wisuda ke-76, Dorong Alumni Ciptakan Lapangan Kerja
6
Resmi Dilantik, Fatayat NU Magetan Miliki Program Unggulan Mahabah
Terkini
Lihat Semua