• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 29 Maret 2024

Metropolis

Media Pondok Jatim Soroti Konten Eksploitasi Santri Putri

Media Pondok Jatim Soroti Konten Eksploitasi Santri Putri
Ilustrasi konten santri putri. (Foto: NOJ/Instagram)
Ilustrasi konten santri putri. (Foto: NOJ/Instagram)

Mojokerto, NU Online Jatim

Halaqah Media Pondok Jatim (MPJ) di Institut KH Abdul Chalim (IKHAC) Mojokerto beberapa waktu yang lalu menghasilkan tiga sikap tegas dan empat rekomendasi menyikapi objektivikasi dan eksploitasi konten santri putri.

 

Sikap tegas pertama ialah, MPJ sebagai komunitas mengecam segala bentuk objektivikasi dan ekspoloitasi konten santri putri. Salah satu perumus, Diski Nia Levi Yani menyebutkan konten-konten santri putri sekarang menjadi bahan unggahan yang tidak ada edukasinya sama sekali.

 

"Kini santri putri terlalu dijadikan objek konten-konten yang berpotensi besar dinikmati oleh kaum laki-laki. Namun, santri putri sejatinya adalah orang yang menutup diri. Maka saya dan teman-teman diskusi dengan tegas menolak perbuatan tersebut," papar Diski Nia Levi Yani diterima NU Online Jatim, Selasa (27/12/2022).

 

Santri putri asal Pondok Pesantren Salaf Modern (PPSM) Banin-banat Al Mubtadi-ien Badal Ngadiluwih Kediri ini menambahkan, sikap kedua berbunyi, objektifikasi dan eksploitasi sebagaimana dimaksud sangat merendahkan martabat santri putri.

 

"Alhasil, MPJ secara tegas menyuarakan, bagi akun yang berbuat demikian untuk menghentikan segala aktivitasnya," terangnya.

 

Terpisah, salah satu peserta, Nisa Deagita menjelaskan kekesalannya terhadap akun-akun demikian. Pasalnya, ia menganggap santri putri menjaga adab dan tatakrama sangat hati-hati dalam berekspresi di media sosial, dan menjunjung nilai-nilai ajaran pesantren.

 

"Akun-akun yang mengunggahnya atau santri putri sendiri yang tidak sesuai dengan santri itu sangat melukai hati kami. Seolah kami yang berjuang menata akhlak dirusak begitu saja oleh mereka yang tidak bertanggung jawab," ungkap Deagita yang berasal dari dari utusan Pondok Pesantren Al-Mahrusiyah ini.

 

Selanjutnya, sikap ketiga berbunyi, apabila poin kedua tidak diindahkan, MPJ secara kolektif akan melaporkan akun-akun terkai’. Sikap ketiga ini diamini oleh Ketua Umum MPJ, Tajudin Zahro’u bahwa basis MPJ begitu besar menjadi representasi dari sikap media yang berada dibawah naungan Pondok Pesantren se-Jawa Timur.

 

"Melalui suara yang banyak, kami ingin menyuarakan kebenaran dan melenyapkan kebathilan. Terlebih, kebathilan itu menyangkut santri, kami merasa bertanggungjawab untuk bersuara," ujar Zahro'u asal santri Pondok Pesantren Sabilurrosyad Gasek, Malang.

 

Lantas, menindaklanjuti tiga sikap diatas, MPJ memberi rekomendasi kepada pihak-pihak terkait seperti Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI Jawa Timur,    Kementerian Komunikasi dan Informasi RI Jawa Timur, Gubernur Jawa Timur, PWNU Jawa Timur, RMINU Jawa Timur dan IPPNU Jawa Timur serta tentunya Influencer pesantren. 

 

"Pertama, kami meminta agar memberikan wadah dan apresiasi kepada konten kreator untuk mengembangkan konten media mereka, seperti kompetisi dan penghargaan. Kedua, memberikan edukasi terkait industri kreatif untuk para pemangku kebijakan pondok. Ketiga, mengadakan kolaborasi dengan media pondok dalam pembuatan konten bermanfaat. Keempat, membuat standarisasi talent perempuan dalam pembuatan konten," jelasnya.


Metropolis Terbaru