• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 29 Maret 2024

Metropolis

Mengenal Gagasan Maya, Ketua Kopri PB PMII Terpilih

Mengenal Gagasan Maya, Ketua Kopri PB PMII Terpilih
Maya Muizatil Lutfillah, Ketua Kopri PB PMII Terpilih. (Foto: Istimewa).
Maya Muizatil Lutfillah, Ketua Kopri PB PMII Terpilih. (Foto: Istimewa).

Surabaya, NU Online Jatim

Menjadi pimpinan tertinggi di Korps Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Putri (Kopri) Pengurus Besar (PB) PMII telah dicapai Maya Muizatil Lutfillah. Aktivis perempuan yang akrab disapa Maya ini terpilih sebagai Ketua Kopri pada Kongres XX di Balikpapan, Kalimantan Timur, Kamis (25/03/2021) lalu.

 

Lalu seperti apa visi dan misi Maya untuk memimpin Kopri kedepan?. Tentu pertanyaan ini banyak muncul di keluarga besar Kopri. Baik di kalangan anggota, pengurus, maupun alumni Kopri.

 

Ya, Maya ternyata bertekad membawa kader-kader Kopri sebagai Perempuan Mandiri dan Maju (Prima). "Mari, kita menjadi kader Kopri Prima, perempuan mandiri dan maju," tegas Maya melalui akun YouTube-nya setahun lalu sebagaimana dilansir NU Online, Sabtu (27/03/2021).

 

Maya akan mewujudkan tekadnya dengan meningkatkan kesadaran secara aktif seluruh kader Kopri untuk meraih akses berbagai kesempatan sebagai salah satu bentuk hubbul wathan minal iman.

 

Dengan kekuatan kader Kopri yang ada di seluruh penjuru Indonesia, kemampuan menjadi sosok yang mandiri secara ekonomi, kreatif, inovatif, percaya diri harus direalisasikan dan ditampilkan ke muka.

 

Jika hal tersebut dapat terwujud, tentu akan menjadi kekuatan besar yang memastikan terwujudnya kader Kopri yang berpikir maju dan berdaya saing, berakhlakul karimah, dan berlandaskan Ahlussunnah wal Jamaah.

 

Kesadaran tersebut bakal ia tumbuhkan sejak pengkaderan di tubuh Kopri. Dalam hal kaderisasi pada Kopri, ia menyebut perlu peningkatan kualitas dari kader itu sendiri, baik melalui kaderisasi formal, nonformal, dan informal.

 

Setidaknya, ia menggarisbawahi empat poin penting kaderisasi. Pertama, menjadi keniscayaan yang membuahkan pengetahuan dan wawasan yang komprehensif. Kedua, melahirkan militansi. Ketiga, menumbuhkan rasa kekeluargaan yang tinggi. Keempat, Dengan proses kaderisasi yang berjenjang dan teratur yang diprakarsai oleh pengurus akan melahirkan rasa saling mengenal dan menghormati.

 

Baginya, kaderisasi bukan persoalan kuantitas, melainkan kualitas harus lebih diprioritaskan. "Kaderisasi bukan hanya untuk mencari kader sebanyak-banyaknya, akan tetapi juga harus menjadi proses pembelajaran dan penempaan diri, etika dan intelektualitas sehingga menghasilkan kaderisasi yang berkualitas," ujar alumnus Pesantren Al-Falahiyah itu.

 

 

Maya menegaskan bahwa revitalisasi kaderisasi harus dimulai Kopri Rayon. Dengan begitu, kehadiran Kopri di semua tingkatan diharapkan dapat membawa semangat yang positif.


Editor:

Metropolis Terbaru