• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Selasa, 16 April 2024

Metropolis

Nahdliyin, Waspada Gelombang Tinggi di Jatim akibat Siklon Choi Wan

Nahdliyin, Waspada Gelombang Tinggi di Jatim akibat Siklon Choi Wan
Ombak besar berpotensi terjadi di perairah wilayah Jawa Timur. (Foto: NOJ/SKi)
Ombak besar berpotensi terjadi di perairah wilayah Jawa Timur. (Foto: NOJ/SKi)

Surabaya, NU Online Jatim
Peringatan dini dikeluarkan Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Klas II Maritim Tanjung Perak Surabaya akan potensi gelombang tinggi dan pola angin tak bersahabat di perairan wilayah Jawa Timur mulai Rabu ini (02/06/2021) hingga Jumat (04/06/2021) mendatang. Masyarakat, terutama di pesisir, nelayan, dan dunia pelayaran, diminta waspada.

 

Prakirawan BMKG Klas II Maritim Tanjung Perak Surabaya Ratih Cintya Dewi dalam keterangan tertulisnya menyampaikan, Siklon Tropis Choi Wan 998 hPa di Perairan timur Filipina berdampak pada ketinggian gelombang Perairan utara Kepulauan Sangihe hingga Kepulauan Talaud, Perairan utara Halmahera, hingga Papua.

 

Di Jawa Timur, Siklon Choi Wan juga berpengaruh pada tingginya gelombang laut di Perairan Kalimantan Tengah bagian timur, Perairan Tuban-Lamongan, Laut Jawa utara Bawean, Laut Jawa selatan Bawean, Perairan Utara Madura, Laut Jawa barat Masalembo, dan Perairan Kepulauan Kangean. Tinggi gelombang di perairan di atas sekira 1,25 - 2,5 meter. 

 

Potensi gelombang tinggi 1,25 – 2,5 meter, lanjut Ratih, juga kemungkinan terjadi di Perairan Kepulauan Sapudi, Laut Jawa Timur Masalembo, Selat Madura bagian timur. Untuk tinggi gelombang 2,5 hingga 4 meter diperkirakan terjadi di Perairan selatan Jatim dan Samudera Hindia selatan Jatim.

 

BMKG juga mengeluarkan peringatan dini bagi para nelayan dan dunia pelayaran akan terjadinya pola angin pengaruh dari keberadaan awan cumulo nimbus (Cb) yang luas dan gelap. Pola angin tak bersahabat itu berpengaruh di wilayah Indonesia bagian utara yang dominan bergerak dari Tenggara Barat Daya dengan kecepatan angin berkisar 5 hingga 20 knot. 

 

Di wilayah Indonesia bagian selatan, angin dominan bergerak dari Timur sampai selatan dengan kecepatan berkisar 5 hingga 25 knot. Kecepatan angin tertinggi terpantau di Laut Banda, Perairan Yos Sudarso, dan Laut Arafuru. 

 

Perahu nelayan, kata Ratih, harus berhati-hati dengan kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 meter, kapal tongkang agar berhati-hati dengan kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 meter. 

 

Adapun kapal fiber diminta menghindari kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,0 meter, kapal ferry untuk kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 meter. 

 

“Kapal besar  diharapkan berhati-hati untuk kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4 meter,” ujar Ratih.

 

Editor: Syaifullah


Editor:

Metropolis Terbaru