• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 19 April 2024

Metropolis

Nahdliyin Diminta Waspada terhadap Kotak Amal di Sejumlah Minimarket

Nahdliyin Diminta Waspada terhadap Kotak Amal di Sejumlah Minimarket
Kotak amal di sejumlah minimerket sebagian digunakan untuk gerakan teror. (Foto: NOJ/OKn)
Kotak amal di sejumlah minimerket sebagian digunakan untuk gerakan teror. (Foto: NOJ/OKn)

Surabaya, NU Online Jatim

Warga Nahdlatul Ulama atau Nahdliyin hendaknya mewaspadai kotak amal yang tersebar di sejumlah minimarket. Karena ternyata sebagian dana yang terhimpun dari kotak tersebut digunakan untuk kegiatan teror.

 

Temuan ini disampaikan pihak kepolisian bahwa setidaknya ada 20 ribu kotak amal milik Jamaah Islamiyah (JI) yang digunakan mendanai aksi terorisme. Beberapa di antaranya berada di Jawa Timur, yakni 800 kotak amal di Surabaya, 2.500 di Malang dan 2.000 kotak amal di Magetan.

 

Secara khusus, Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim mengimbau Nahdliyin untuk lebih selektif ketika hendak beramal. Karena bila salah, bukan tidak mungkin dana yang telah terhimpun justru digunakan untuk aksi menebar kekacauan.

 

"Jangan sampai warga berderma dan ternyata disalahgunakan kalangan teroris," kata KH Syafrudin Syarif, Kamis (17/12/2020).

 

Pada saat yang sama, warga hendaknya tahu siapa pemilik kotak amal yang ada dan digunakan untuk apa dana yang telah terhimpun.

 

Karena itu, Katib PWNU Jatim ini berharap agar polisi dapat melakukan pemantauan terhadap kotak amal yang ada, serta untuk kegiatan apa dana yang telah terkumpul.

 

“Agar masyarakat tidak dibodohi, tapi keinginan untuk menyumbang masyarakat jangan dilarang. Karena kan masyarakat ingin membantu tidak ada keinginan untuk membantu teroris," ungkap alumnus Pesantren Lirboyo Kediri ini.


Lebih jauh disampaikan, bahwa JI memiliki jaringan di seluruh Indonesia. Celakanya, mereka memanfaatkan kotak amal untuk kegiatan teror dan menimbulkan kekacauan di negeri ini.

 

Dan untuk menanggulangi aksi tersebut, maka polisi harus melakukan kerja sama dengan beragam elemen. Termasuk tentu saja dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme atau BNPT yang memang memiliki data terkait gerak-gerik teroris.

 

"Karennya jajaran polisi harus bekerja serentak dengan BNPT betul-betul diteliti sehingga tidak kecolongan lagi. Karena memang mohon maaf, Indonesia salah satu target yang akan dijadikan bergolak,” terangnya.

 

Peran serta masyarakat juga sangat penting untuk turut memberikan informasi bila ternyata di daerah tertentu ada seseorang dan kelompok warga dengan gerakan yang membahayakan.

 

“Maka kita harus membantu polisi. Dan kalau polisi sudah mengumumkan dan masyarakat tahu harus bisa melapor," imbuh Pengasuh Pondok Pesantren Hidayatuddin al-Islami Kota Probolinggo tersebut.

 

Sebelumnya, sejumlah fakta terungkap usai penangkapan salah satu aset berharga  JI, Taufik Bulaga alias Upik Lawanga. Polisi menyebut JI menyalahgunakan dana kotak amal di minimarket untuk kepentingan terorisme.

 

Upik Lawanga diketahui masuk DPO Densus 88 Polri sejak 2006. Setelah lebih dari 10 tahun dicari, Densus 88 berhasil menangkapnya di Lampung Tengah, Provinsi Lampung, Senin (23/11).

 

Polri menyebut sebanyak 20 ribu lebih kotak amal Yayasan Abdurrahman Bin Auf (ABA) yang diduga sebagai sumber pendanaan kelompok teroris JI yang tersebar di sejumlah wilayah di Tanah Air. Hal itu terungkap dari hasil pemeriksaan salah satu tersangka FS alias Acil.

 

Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen Awi Setiyono, mengatakan Upik Lawanga merupakan aset berharga  JI karena digadang-gadang menjadi penerus Azhari. Karena itu, Upik Lawanga disembunyikan JI dan kerap berpindah-pindah tempat.

 

"JI memiliki bidang Tholiah (pengamanan orang dan asset) yang bersangkutan melarikan diri dari Poso pada tahun 2007 melalui jalur Makassar, Surabaya, Solo hingga menetap di Lampung," kata Awi.

 

Awi menambahkan Polri juga berhasil mendeteksi aliran dana kelompok JI. Dana tersebut berasal dari perorangan hingga penyalahgunaan dana kotak amal di minimarket. 


Editor:

Metropolis Terbaru