• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Senin, 29 April 2024

Metropolis

Ning Farida Ulfi Jelaskan Amalan yang Punya Nilai Shadaqah

Ning Farida Ulfi Jelaskan Amalan yang Punya Nilai Shadaqah
Ning Farida Ulfi Na'imah di masjid Kampus Universitas KH Abdul Chalim Mojokerto. (Foto: NOJ/Boy Ardiansyah)
Ning Farida Ulfi Na'imah di masjid Kampus Universitas KH Abdul Chalim Mojokerto. (Foto: NOJ/Boy Ardiansyah)

Mojokerto, NU Online Jatim

Wakil Ketua Pengurus Cabang (PC) Aswaja NU Center Sidoarjo, Ning Farida Ulfi Na’imah menjelaskan, jika muslim yang kaya mendapat tambahan kebaikan melalui shadaqah, maka muslim yang belum kaya tidak perlu iri.


Sebab Rasulullah SAW telah menetapkan amalan yang bisa dilakukan sebagai pengganti shadaqah bagi orang yang ekonominya belum kuat.


Hal tersebut dijelaskan oleh Ning Ulfi saat mengisi kajian kitab Sittin al-'Adliyah bersama mahasiwa Universitas KH Abdul Chalim Pacet, Mojokerto, Kamis (04/01/2024) di masjid kampus setempat.


“Di dalam setiap tasbih, takbir, tahmid dan memerintah dalam berbuat baik adalah bernilai shadaqah. Banyak hal kebaikan yang bisa dilakukan tanpa mengeluarkan materi,” katanya.


Bahkan menyalurkan syahwat kepada pasangan yang halal termasuk dalam kebaikan yang bernilai shadaqah. Sedangkan menyalurkan syahwat kepada orang yang belum halal adalah dosa besar.


Ning Ulfi kemudian menceritakan kisah sahabat Nabi Salman al-Farisi yang berkunjung ke rumah Abu Dardā al-Anṣhāri. Salman melihat kondisi istri Abu Darda lusuh tidak terawat. Lantas Salman bertanya kenapa sampai kondisinya begitu lusuh? Istri Abu Darda menjawab karena suaminya Abu Darda sudah tidak punya kemauan terhadap kenikmatan dunia.


“Kemudian Abu Darda datang dengan menemui sahabat Salman dengan membawa makanan dan meminta Salman untuk memakannya,” terangnya.


Kemudian, Salman tersebut tidak mau memakan hidangannya karena Abu Darda puasa. Abu Darda memutuskan untuk membatalkan puasanya dan makan bersama Salman. Ketika menginjak waktu malam, Abu Darda bangun untuk melaksanakan shalat malam. Namun Salman menyuruh Abu Darda untuk tidur kembali dan Abu Darda mengikuti perintahnya. Beberapa saat kemudian Abu Darda bangun dan Salman kembali menyuruh Abu Darda tidur lagi.


“Ini dalam rangka memberi pelajaran kepada Abu Darda untuk tidak berlebihan dalam beribadah. Pada akhir malam, sahabat Salman dan Abu Darda bangun untuk melaksanakan shalat malam bersama,” kisahnya.


Salman lantas mengatakan kepada Abu Darda untuk memberikan hak kepada masing-masing. Allah mempunyai hak atasnya, keluarga punya hak atasnya dan dirinya sendiri punya hak atasnya. Sehingga tidak fokus utama beribadah kepada Allah dan menyampingkan haknya kepada keluarga serta dirinya sendiri.


“Abu Darda lantas menceritakan apa yang disampaikan Salman ke dirinya kepada Rasulullah SAW. Dan Rasulullah SAW membenarkan apa yang disampaikan oleh Salman itu benar,” tandasnya. 


Metropolis Terbaru