• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Minggu, 28 April 2024

Metropolis

Ning Farida Ulfi Na’imah Jelaskan Penting Kasih Sayang bagi Pemimpin

Ning Farida Ulfi Na’imah Jelaskan Penting Kasih Sayang bagi Pemimpin
Ning Farida Ulfi Na’imah. (Foto: NOJ/Boy)
Ning Farida Ulfi Na’imah. (Foto: NOJ/Boy)

Sidoarjo, NU Online Jatim

Wakil Ketua Pengurus Cabang (PC) Aswaja NU Center Sidoarjo, Ning Farida Ulfi Na’imah  mengulas isi kitab kitab Nabiyurrahmah pada acara Aswaja Femala Mengaji yang disiarkan langsung melalui Instagram @aswaja_femalesda, Ahad (16/07/2023). Diketahui kitab kitab Nabiyurrahmah adalah karya Faqihuddin Abdul Kodir salah satu tokoh feminis muslim Indonesia.

 

Ning Ulfi sapaan akrabnya menjelaskan kitab tersebut membahas tentang pentingnya kasih sayang dalam berelasi dengan sesama manusia.

 

“Siapa yang memudahkan kesulitan orang lain selama di dunia maka Allah akan mempermudah urusannya ketika di akhirat,” katanya.

 

Begitupun orang yang menutup aib seseorang maka Allah akan menutup aibnya. Menurut Ning Ulfi menutup aib bukan berarti munafik, namun hal tersebut memang harus ditutupi. Akan terlihat kurang baik jika seseorang bangga ketika melakukan keburukan. Ning Ulfi lantas menekankan kasih sayang harus dimiliki setiap orang terutama para pemimpin.

 

“Orang yang memiliki kuasa dari yang terkecil hingga bupati, gubernur atau presiden harus memiliki rasa kasih sayang kepada semua. Kasih sayang ini mula harus dijadikan prinsip dalam menjalankan kebijakan politik,” ungkapnya.

 

Hal tersebut selaras dengan Kaidah fiqih yang dipopulerkan oleh Gus Dur, tasharruful imam ‘alar ra’iyyah manuthun bil maslahah (kebijakan pemerintah atas rakyat senantiasa didasarkan pada prinsip kemaslahatan umum). Jika tidak demikian akan terjadi chaos dan yang berjalan adalah pengadilan jalanan di mana yang kuat akan menjadi pemenang. Hal ini akan terjadi bila mana pemimpi tidak memegang prinsip kasih sayang kepada rakyatnya.

 

“Dalam hadits dijelaskan, siapa yang dipercaya memimpin umat dan dia tidak serius. Maka Allah akan membalas dengan keburukan. Akan tetapi  kalau seorang pemimpin memperlakukan umat dengan baik maka Allah akan membalasnya dengan kebaikan pula,” ujarnya.

 

Perempuan yang juga dosen Institut Pesantren KH Abdul Chalim Pacet, Mojokerto itu lantas mengatakan seorang pemimpin tidak boleh melakukan kekerasan, tidak boleh memisahkan seseorang dengan keluarganya dan tidak boleh menutup rumahnya untuk rakyat. 

 

“Jika itu dilakukan akan mengakibatkan kegaduhan,” tandasnya. 


Metropolis Terbaru