• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Senin, 29 April 2024

Metropolis

Ning Farida Ulfi Na’imah Jelaskan Pondasi bagi Keluarga Mukmin

Ning Farida Ulfi Na’imah Jelaskan Pondasi bagi Keluarga Mukmin
Ning Farida Ulfi Na’imah. (Foto: NOJ/Boy Ardiansyah)
Ning Farida Ulfi Na’imah. (Foto: NOJ/Boy Ardiansyah)

Sidoarjo, NU Online Jatim
Wakil ketua Pengurus Cabang (PC) Aswaja NU Center (Asnuter) Sidoarjo, Farida Ulfi Na’imah menjelaskan terkait pondasi keluarga mukmin yang bertaqwa. Hal tersebut ia jelaskan saat mengisi kajian Aswaja Female Mengaji yang diadakan secara live melalui akaun Instagram @aswaja_femalesda, Senin (05/12/2023).

 

“Di antara pondasi sebuah keluarga mukmin yang bertaqwa dan penuh keberkahan adalah di dalam hidupnya ada bangunan tiga hal, yaitu mawadah, rahmah dan sakinah,” katanya saat menguraikan kitab Nabiyurrahmah.

 

Ning Ulfi sapaan akrabnya mengatakan mawadah adalah melakukan sesuatu yang membuat diri bahagia. Sementara rahmah melakukan sesuatu yang membahagiakan orang lain. Oleh karenannya mawadah dan rahmah itu adalah diri sendiri bahagia dan membahagiakan orang lain. 

 

“Sehingga pondasi mawadah dan rahmah ini akan membentu satu keluarga yang sakinah atau tentram,” katanya.

 

Perempuan yang juga dosen di Universitas KH Abdul Chalim, Pacet, Mojokerto itu menjelaskan di dalam Al-Qur’an ada tanda-tanda kebesaran Allah yaitu menjadikan semua makhluk berpasang-pasangan agar bahagia. Dan menjadikan potensi untuk saling mencintai dan menyayangi.

 

“Konsep mawadah dan rahmah itu sebagai pondasi terbentuknya sakinah yang merupakan tujuan dari dilangsungkannya pernikahan,” jelasnya.

 

Didirikannya pondasi ini dengan kaidah-kaidah bergaul yang baik, bermusyawarah, tolong menolong dan saling ridha kepada pasangan. Oleh karena itu, diharuskan untuk saling berbuat baik dengan pasangan, jika ditemukan keburukan dengan pasangan, bisa jadi yang seolah-olah terlihat seperti keburukan itu sebenarnya adalah sebuah kebaikan.

 

“Saya teringat bahwa perempuan menjadi penghuni neraka paling banyak. Kata Rasulullah hal tersebut karena perempuan tidak mau bersyukur dan berterimakasih,” ucapnya.

 

Jika seseorang memberikan suatu kebaikan kepada perempuan selama satu tahun, kemudian orang itu memberikan keburukan satu kali maka yang diingat adalah satu keburukan tersebut.

 

“Padahal kebaikan sebelumnya telah lama diberikan, maka seharusnya kebaikan yang banyak itu harus menjadi pertimbangan,” tandasnya.


Metropolis Terbaru