Surabaya, NU Online Jatim
Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftachul Akhyar mengajak Nahdliyin untuk membayangkan detik-detik lahirnya NU pada 16 Rajab 1344 Hijriah. Mengingat, momen itu saat keterbatasan penunjang dan akses untuk melahirkan sebuah organisasi.
“Tentu jika tidak ada sikap juhd (kesungguhan/kemampuan), jihad, niat, kesungguhan yang prima, amanah. Maka saat ini kita tidak akan bisa merasakan kebesaran NU," katanya saat menyampaikan Taujihat pada Kick Off Hari Lahir (Harlah) ke-102 NU di Aula KH M Hasyim Asy’ari, lantai 3 Kantor Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim, Kota Surabaya, Kamis (16/01/2026).
Pengasuh Pondok Pesantren Miftachussunnah Surabaya ini menjelaskan bahwa para pendiri NU memiliki beragam kemuliaan. Kemuliaan-kemulian NU tetap para pendiri yang memiliki. Berkat kemuliaan itu saat ini NU sudah sedemikian besar. Para penerus saat ini tinggal menikmatinya dan tidak ada pilihan lain selain melanjutkannya.
“Karena NU saat ini sudah sedemikian besar, generasi saat ini tinggal menikmati. Ibarat bendera sudah ditarik di atas tiang, justru harus kita jaga bendera itu. Karena zuhud dan jihad para pendiri yang luar biasa, kita pengurus PBNU, PWNU, MWCNU, PRNU harus bersyukur karena diikutsertakan dalam organisasi yang saat ini berumur lebih satu abad," ujarnya.
Dirinya menyampaikan bahwa suatu perjuangan tidak mungkin tanpa tantangan. Bahkan Al-Qur'an banyak sekali menggambarkan bagaimana para nabi dan rasul, terutama Ulul Azmi, saat menerima risalah banyak melalui beragam tantangan.
"Saat ini perjuangan NU tidak mudah. Apalagi tahun-tahun ini bermunculan masalah-masalah besar. Itu butuh kesungguhan dari PBNU untuk menyelesaikan. Alhamdulillah, pelan-pelan bisa diselesaikan," katanya.
Sebelumnya, Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf resmi membuka Kick Off Harlah ke-102 NU. Ia menjelaskan, acara ini adalah awal dari beberapa rangkaian acara yang akan digelar di Jakarta dan puncak Harlah NU pada 6 Februari 2025.
"Terima kasih kepada PWNU Jatim yang telah memfasilitasi acara dimulainya rangkaian hari lahir Nahdlatul Ulama ke-102 dan ke-99, 102 menurut kalender hijriah dan ke-99 menurut kalender masehi," katanya.
Gus Yahya mengenang, di Kota Surabaya ini, NU lahir tepatnya pada 16 Rajab 1344 Hijriah yang diinisiasikan oleh para pendiri NU. Gus Yahya menegaskan bahwa berdirinya NU adalah sebuah perwujudan dari ide yang besar untuk memajukan peradaban bagi umat manusia.
"Suatu inisiatif yang luar biasa, suatu inisiatif yang tidak hanya membawa bobot strategis dalam skala peradaban, tapi juga membawa bobot rohani dari para muassis itu untuk cinta dan kasih sayang mereka kepada umat Nabi Muhammad SAW," jelasnya.