Surabaya, NU Online Jatim
Pimpinan Pusat (PP) Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) di Asrama Haji Bekasi, Jumat-Ahad (01-03/12/2023). Dalam kesempatan ini, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengulas dua langkah yang harus dilakukan pelajar NU dalam menghadapi bonus demografi.
Ketua PBNU Ahmad Suaedy menyampaikan, dalam upaya memajukan IPPNU, pertama yang dilakukan yaitu mendorong pemanfaatan teknologi dan industrialisasi dengan menjadikan agama sebagai faktor positif. Langkah ini diharapkan dapat memperkuat peran IPPNU dalam menghadapi perkembangan zaman dan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat.
"Agama tidak lagi bisa diabaikan hanya di ruang privat tetapi sudah menjadi bagian dari kehidupan. Oleh karena itu, PBNU menggunakan melalui empat forum internasional mulai dari R20, Muktamar Fiqih Peradaban, ISORA, dan 20 Desember nanti akan ada gelaran Konferensi Asia-Afrika (KAA) mendorong masyarakat di era teknologi dan industrialisasi sebagai aspek positif," ungkapnya dilansir dari NU Online.
Forum-forum tersebut, sambung Suaedy, telah melahirkan pandangan bahwa agama justru mereduksi ketegangan, polarisasi, populisme. Artinya agama tidak boleh menjadi dasar identitas politik, ideologi politik melainkan menjadi aksi kemanusiaan.
"IPPNU bisa memikirkan bagaimana memanfaatkan teknologi industrialisasi ini dengan menempatkan agama sebagai faktor positif dalam kehidupan," terangnya.
Kedua, dalam upaya mengoptimalkan bonus demografi, Suaedy mendorong para kader IPPNU untuk memanfaatkan peluang kompetisi internasional. Menurutnya, partisipasi dalam ajang kompetisi global akan memperluas wawasan dan meningkatkan keterampilan yang diperlukan untuk menghadapi bonus demografi secara efektif.
Suaedy meyakini bahwa pengalaman kompetisi internasional dapat menjadi landasan untuk menciptakan generasi yang siap bersaing di tingkat global.
"Sekarang ini sudah hampir tidak ada lagi batas negara, orang bisa keluar masuk terutama melalui teknologi misalnya negara tidak lagi bisa membatasi transaksi bank ketika orang punya akun bank di Amerika. Dan lapangan kerja tidak lagi dibatasi hanya untuk orang Indonesia atau luar," bebernya.
Kompetisi harus kita lakukan, kita tidak bisa lagi tenang di rumah tanpa usaha oleh karena itu saya kira dalam Rakernas IPPNU perlu dibahas agar teman-teman bisa berkompetisi dengan teman lain bukan hanya antar anggota IPPNU, Banom NU melainkan antar negara," tandasnya.