• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Minggu, 28 April 2024

Metropolis

HAJI

Ramah Lansia, 3 Skema Ibadah Haji di Armina Disiapkan

Ramah Lansia, 3 Skema Ibadah Haji di Armina Disiapkan
Ilustrasi jamaah haji lansia. (Foto: NOJ/ ISt)
Ilustrasi jamaah haji lansia. (Foto: NOJ/ ISt)

Surabaya, NU Online Jatim

Sebagai ikhtiar mewujudkan tagline ‘Haji Ramah Lansia’ yang dicanangkan Kementerian Agama, sejumlah tahapan penyelenggaraan ibadah haji terus digalakkan. Salah satunya penyiapan skema penyelenggaraan ibadah saat puncak haji di Arafah - Muzdalifah – Mina atau Armina.

 

Sedikitnya ada tiga skema yang dirumuskan dan mulai didiskusikan serta disosialisasikan kepada para pengurus Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (KBIHU). Hal tersebut agar penyelenggaraan ibadah haji berjalan lancar dan jamaah haji lansia terlayani baik.

 

“Menjelang puncak haji di Arafah – Muzdalifah – Mina atau Armina, kita telah siapkan tiga skema penyelenggaraan ibadah, khususnya bagi jamaah haji lansia,” ujar Direktur Bina Haji Arsad Hidayat usai sosialisasi dengan para pengurus KBIHU di Makkah, Selasa (21/06/2023).

 

Ia mengatakan, KBIHU memiliki posisi strategis dalam ikut memberikan pemahaman kepada jamaah haji, termasuk jamaah lansia, terkait skema penyelenggaraan puncak haji. Sebab, KBIHU umumnya memilki banyak jamaah.

 

Adapun skema tersebut, pertama, disiapkan bagi jamaah lansia yang meninggal dunia setelah di embarkasi, saat di pesawat, atau di tanah suci, serta jamaah lansia yang memiliki ketergantungan pada alat dan obat sehingga tidak bisa dimobilisasi.

 

“Jamaah yang masuk dalam kategori skema ini, akan dibadalhajikan. Ada petugas khusus badal haji,” tegas Arsad.

 

Kedua, disiapkan bagi jamaah haji yang sakit dan dirawat, baik di Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKIH) ataupun di RS Arab Saudi, dan masih bisa dimobilisasi. Jamaah dengan kategori ini akan disafariwukufkan.

 

“Kita akan angkut dengan bus yang sudah dimodifikasi, ada jamaah yang duduk dan baring. Satu dua jam di Arafah kemudian akan kembali ke KKIH atau RSAS,” sebutnya.

 

Ketiga, yaitu skema dengan menyiapkan untuk jamaah lansia yang fisiknya sehat, hanya harus menggunakan kursi roda. Mereka akan tetap dibawa ke Arafah untuk menjalani wukuf seperti jamaah haji normal lainnya.

 

“Hanya, kita sedang mempersiapkan skema dengan pihak Syarikah supaya mereka tidak harus mampir di Muzdalifah. Sebab, Muzdalifah itu kan hamparan pasir. Kalau nanti kursi roda turun di sana akan berat mendorongnya,” papar Arsad.

 

“Upayanya agar mereka dapat diberangkatkan dari Arafah langsung ke Mina menjelang tengah malam sehingga saat mereka lewat di Muzdalifah pada tengah malam. Mereka mabit lahdzatan atau sebentar di Muzdalifah. Adapun ibadah lontar jumrahnya selama di Mina, agar diwakilkan kepada jamaah yang sehat,” imbuhnya.

 

Arsad juga mempersilakan kepada para jamaah yang akan mengambil inisiatif untuk tidak menginap di tenda Mina, tapi kembali ke hotel. Namun, Arsad mengingatkan bahwa tidak ada layanan katering di hotel. Sebab, katering yang disiapkan pihak muassasah hanya diperuntukkan bagi jamaah yang menginap di Mina.

 

“Jadi, jamaah yang mengambil pilihan untuk pulang ke hotel pada fase mabit di Mina, mereka harus mencari makan sendiri,” ucapnya.

 

Arsad menambahkan, Forum Komunikasi KBIHU pada 10 Mei 2023, telah menandatangani komitmen layanan haji ramah lansia. Mereka menegaskan akan mendukung program haji ramah lansia yang saat ini digagas pemerintah.

 

“Terpenting, KBIHU juga berkomitmen untuk meniadakan aktivitas ibadah sunah bagi jamaah yang kondisi fisiknya tidak memungkinkan. Bagi mereka cukup umrah wajib, lalu istirahat, mempersiapkan diri untuk pelaksanaan wukuf. Saya kira itu jauh lebih baik dan positif bagi jamaah haji,” tandasnya.


Metropolis Terbaru