Jakarta, NU Online Jatim
Ketua Umum (Ketum) Pimpinan Pusat (PP) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU), Muhammad Agil Nuruz Zaman menyampaikan proyeksi IPNU dan IPPNU ke depannya setelah resmi dilantik. Selain itu, Agil juga mengingatkan tentang akselerasi dan basis kaderisasi yang inovatif.
Hal tersebut disampaikan Agil saat Pelantikan PP IPNU-IPPNU yang dipusatkan di Golden Boutique Hotel, Jakarta Pusat, Selasa (31/01/2023). Acara mengambil tema 'Pelajar Nusantara Merajut Persatuan, Membangun Peradaban'.
"Pelajar saat ini merupakan generasi yang mampu menjawab tantangan zaman, untuk itu kita harus mampu bergerak cepat dan tepat dalam menyongsong abad kedua NU," katanya.
Ia juga optimis IPNU-IPPNU dapat melahirkan kader-kader yang kompeten, unggul dan tangguh. Untuk itu, dirinya akan terus berupaya dalam pergerakan yang lebih progresif dan masif, baik secara kualitas maupun kuantitas, menuju pelajar NU yang maju dan andal.
“Saya mengajak semua elemen NU, baik badan otonom maupun lembaga untuk saling bersinergi dan berkolaborasi dalam menghadapi berbagai tantangan zaman serta bonus demografi,” terang pria asal Demak, Jawa Tengah itu.
Menurutnya, dengan menjalin kolaborasi yang baik akan meningkatkan kualitas pelajar dengan spirit perjuangan menuju abad kedua NU. IPNU-IPPNU itu ibarat sayap burung, ia akan terus melambung tinggi dan tangguh jika kedua elemen sayap dapat berjalan beriringan dan saling menguatkan satu sama lain.
Selaras dengan Agil, Ketua Umum PP IPPNU Whasfi Velasufah menuturkan, sudah 67 tahun IPPNU menjadi wadah santri serta pelajar dalam pengembangan diri, baik intelektual maupun spiritual.
"Tagline saat ini adalah back you school dan back to pesantren, dalam hal ini sudah sesuai dengan bidang garap kita yaitu menekankan proses kaderisasi di sekolah-sekolah dan berperan aktif serta membentuk karakter pelajar," ujarnya.
Menurutnya, di era yang sudah serba digital ini IPNU-IPPNU memiliki peran besar dalam menyikapi problematika pelajar yang saat ini sedang marak terjadi, meliputi maraknya kasus kekerasan seksual, bullying, serta intoleransi.
“Dengan kondisi tersebut, IPPNU harus berlari cepat mengikuti ritme perubahan serta menancapkan akar karakter dan tradisi santri pada pelajar saat ini,” paparnya.
Hal ini penting dilakukan agar dapat menguatkan visi misi serta citra diri IPPNU dengan internalisasi nilai-nilai Ahlussunnah wal Jamaah atau Aswaja an-Nahdliyah dan cinta Tanah Air.
Ia menambahkan, tekadnya dalam melahirkan kader yang akseleratif, responsif, adaptif, juga inovatif. Termasuk komunikatif terhadap tantangan global serta sebagai aktualisasi diri tersebut menjadi visi misi yang akan digagas pada periode kepengurusannya.
“Pelajar NU ke depan akan menjadi pelopor bangsa dan penerus perjuangan NU. Oleh sebab itu kapasitas dan kualitas akan terus ditingkatkan,” tandasnya.
