• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 29 Maret 2024

Metropolis

Temu Peneliti Nasional, Ungkap Peran Balitbang Kemenag dalam Pembangunan Nasional

Temu Peneliti Nasional, Ungkap Peran Balitbang Kemenag dalam Pembangunan Nasional
Pembukaan Temu Peneliti Nasional Balitbang Kemenag 2021. (Foto: NU Online).
Pembukaan Temu Peneliti Nasional Balitbang Kemenag 2021. (Foto: NU Online).

Surabaya, NU Online Jatim

Badan Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Kementerian Agama (Kemenag) konsisten menjalankan kontribusinya dalam mewarnai dinamika pembangunan nasional. Selama lebih kurang 45 tahun, lembaga ini telah menghasilkan ratusan produk penelitian meliputi bidang kehidupan beragama, pendidikan agama dan keagamaan, dan lektur/khazanah keagamaan. 

 

Demikian petikan sambutan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas yang dibacakan Kepala Badan (Kaban) Litbang dan Diklat Kemenag Prof Achmad Gunaryo dalam gelaran Temu Peneliti Nasional. Acara ini dihelat secara daring dan luring ini dipusatkan di Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Kamis (10/06/2021).

 

"Tercatat puluhan konsep kebijakan telah dihadirkan dan digunakan sebagai rujukan, sehingga manfaatnya  sangat dirasakan bangsa ini," kata Kaban, dilansir NU Online.

 

Jika hari ini masih merasakan keakraban hubungan antarumat beragama, itu tidak lepas dari peran Badan Litbang Agama dalam menyediakan konsep kebijakan di bidang kerukunan. Jika hari ini mampu meminimalisir potensi konflik akibat penyediaan fasilitas peribadatan, itu tidak lepas dari usaha lembaga ini dalam menghadirkan konsep kebijakan yang tepat berkenaan dengan pendirian rumah ibadat.

 

"Jika hari ini kita dapat mengantisipasi potensi konflik akibat kemunculan Ahmadiyah, misalnya, beberapa tahun yang lalu itu juga bagian dari ikhtiar lembaga ini yang berhasil menghadirkan konsep resolusi konflik yang menjadi komitmen bersama," sambungnya.

 

Guru Besar UIN Walisongo Semarang ini menambahkan, jika hari ini kita secara bertahap mampu mengikis radikalisme agama sekaligus mempromosikan moderasi beragama, tidak terbantahkan kalau lembaga ini juga menjadi salah satu ujung tombaknya.

 

"Untuk itu, atas dedikasinya selama ini saya mewakili Kementerian Agama mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh jajaran pimpinan dan pegawai Badan Litbang, khususnya kepada para peneliti yang mungkin tidak lama lagi akan berubah statusnya menjadi peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)," ujarnya.

 

Sementara itu, Kepala Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan Hj Sunarini, dalam laporannya sebagai koordinator panitia mengatakan, atas pertimbangan pandemi Covid-19 acara yang biasanya dihadiri 300-an peneliti dikurangi.

 

"Sehingga yang hadir bahkan tidak mencapai sepertiganya, tetapi dipandang sebagai representasi dari keseluruhan peneliti," kata Rini, sapaan akrabnya.

 

Kegiatan tersebut, lanjut Rini, merupakan ajang pertemuan para peneliti di lingkungan Kemenag yang tersebar di tiga puslitbang, Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Quran, serta tiga Balai Litbang Agama. Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, dalam Temu Peneliti ini akan didiskusikan sejumlah perkembangan riset agama dan keagamaan di Indonesia.

 

Menurut Rini, Temu Peneliti Agama Nasional 2021 memang berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. "Acara ini memiliki nuansa khusus lantaran suasana kebatinan para peneliti yang harap-harap cemas terkait lahirnya kebijakan pengalihan status kepegawaian para peneliti ke lembaga baru setingkat kementerian, yakni Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)," tandasnya. 

 

Selain Menag, narasumber kegiatan antara lain Kepala BRIN, Sekjen Kemenag, Deputi SDM Aparatur Kemenpan RB; Deputi Kelembagaan Kemenpan RB; Bappenas; dan Ketua Himpenindo.

 

Temu Peneliti diikuti 300 orang dengan komposisi 100 peserta luring dan 200 secara daring. Peserta terdiri dari peneliti Puslitbang, Unit Pelaksana Teknis yang tersebar di tiga Balai Litbang Agama, peserta kementerian/lembaga lain, serta panitia pelaksana.


Metropolis Terbaru