• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Rabu, 24 April 2024

Metropolis

Wakil Rais NU Jatim Jelaskan Keagungan Nabi Muhammad

Wakil Rais NU Jatim Jelaskan Keagungan Nabi Muhammad
Wakil Rais PWNU Jawa Timur, KH Agus Ali Masyhuri. (Foto: NOJ/ Boy Ardiansyah)
Wakil Rais PWNU Jawa Timur, KH Agus Ali Masyhuri. (Foto: NOJ/ Boy Ardiansyah)

Sidoarjo, NU Online Jatim

Wakil Rais Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, KH Agus Ali Masyhuri menyebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah makhluk Allah SWT yang agung. Tidak ada satu hal pun yang bisa digunakan untuk menggambarkan keagungan Nabi Muhammad SAW.

 

“Tidak ada bahasa, sastra, bentuk syair dan susunan kata yang cocok untuk menggambarkan keagungan dan kebesaran Rasulullah,“ ucap Gus Ali saat Maulid Nabi Muhammad SAW dan Haul Jam’ul Jawami’ di Pondok Pesantren Sunan Kalijogo, Kedinding, Tarik, Sidoarjo, Sabtu (30/10).

 

Pengasuh Pondok Pesantren Bumi Shalawat Sidoarjo itu menambahkan, bahwa diba’ barzanji sekalipun yang berisi puji-pujian kepada Nabi pada dasarnya tidak cukup pas untuk menggambarkan kebesaran dan keagungan Nabi.

 

“Hal ini saya sampaikan bukan lantas merendahkan pengarang, akan tetapi dari saking besar dan agungnya Rasulullah,” terangnya.

 

Menurutnya, pujian kepada Nabi setinggi apapun tidak akan pernah salah atau keliru, karena yang menjaga dan membesarkan adalah Allah SWT. “Bahkan, Rasulullah merupakan satu-satunya makhluk yang dari awal dipersiapkan oleh Allah sebelum Allah menciptakan alam semesta,” ungkapnya.

 

Gus Ali lantas bercerita ketika suatu waktu ditanya oleh Guru Besar Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, bahwa mengapa Nabi Muhammad SAW diperingati hari kelahirannya, sedang kiai atau wali yang diperingati hari wafatnya?

 

Gus Ali menjawab, karena Nabi Muhammad SAW dipastikan benar, tetapi kalau kiai atau wali belum tentu benar. “Karena biasanya wali di masa mudanya nakal, terus taubat dan menjadi wali,” pungkasnya.

 

Penulis: Boy Ardiansyah


Metropolis Terbaru