NU Online

Cara Menjaga Kesehatan Hewan Kurban dari PMK

Kamis, 7 Juli 2022 | 15:00 WIB

Cara Menjaga Kesehatan Hewan Kurban dari PMK

Cara Menjaga Kesehatan Hewan Kurban dari PMK. (Foto: Istimewa)

Jakarta, NU Online 
Dosen Fakultas Peternakan Universitas Islam Malang (Unisma), drh Nurul Humaidah mengatakan, ada beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk menjaga kesehatan ternak dari penyakit mulut dan kuku (PMK). Upaya tersebut dapat dilakukan oleh peternak dan pemilik hewan kurban agar tidak terpapara PMK saat Hari Raya Idul Adha 1443 Hijriyah tiba.


“Usahakan ternak-ternak tersebut dalam kondisi sehat,” ujarnya saat dihubungi NU Online, Rabu (06/07/2022).


Ia menilai, saat proses transfer ternak ke sentra kurban, ternak rentan stres yang diakibatkan oleh alat dan proses transportasi yang dilakukan. “Transportasi dapat membuat hewan stres di tempat yang baru,” katanya.


Kondisi tersebut, sambungnya, berpotensi membuat sapi mudah terkena diare atau gejala-gejala penyakit lainnya seperti lesu, tidak lincah, dan sebagainya. Hal itu bakal berdampak pada penurunan minat pembeli. 


Selain itu, peternak juga diimbau untuk memberikan pakan berkualitas pada ternak yang dijual. Dalam hal ini, ia menganjurkan agar ternak diberikan pakan hijauan dan konsentrat, seperti halnya pada saat ternak sebelum dipindahkan ke sentra kurban.


“Hijauan yang berkualitas akan membuat hewan mempunyai kondisi tubuh dengan kekebalan yang bagus selama di tempat baru sebagai tempat ekspos hewan tersebut,” terangnya.


Dokter hewan lulusan Universitas Airlangga, Surabaya, itu juga meminta agar penyemprotan desinfektan bisa dilakukan setiap hari di area sementara ternak. Hal tersebut sangat penting dilakukan, meskipun tentunya akan meningkatkan cost hewan kurban.


Upaya preventif tersebut, kata dia, penting untuk diterapkan, utama jelang Idul Adha saat ini. Pasalnya, virus PMK yang bersifat airborne diseases (penyakit yang menyebar lewat udara) membuat ternak kambing, domba, maupun sapi rentan terjangkit PMK. 


“Ini yang harus diketahui oleh pedagang ternak kurban,” pungkasnya.


Kontributor: Nuriel Shiami Indiraphasa
Editor: Syamsul Arifin