NU Online

Keseruan Jamaah Gus Iqdam Ngaji di Bawah Pohon Sengon

Rabu, 5 Maret 2025 | 08:00 WIB

Keseruan Jamaah Gus Iqdam Ngaji di Bawah Pohon Sengon

Gus Iqdam dalam pengajian rutinan Majelis Taklim Sabilu Taubah di Blitar, Jawa Timur, pada Senin (3/3/2025) malam. (Foto: Youtube Gus Iqdam Official)

Blitar, NU Online Jatim

Siapa yang tak mengenal Gus Muhammad Iqdam? Pendakwah muda asal Blitar ini dikenal luas karena membina jamaah Garangan melalui pengajian yang rutin ia gelar.

Gus Iqdam membimbing jamaahnya dengan mengadakan majelis rutin di kediamannya, Pondok Pesantren Mambaul Hikam II Karanggayam, Srengat, Blitar.

Meskipun bulan Ramadhan tiba, kegiatan pengajian tidak diliburkan. Justru suasana malam Ramadhan semakin terasa khidmat dengan lantunan shalawat yang mengawali kajian. Dengan dukungan sistem suara dan layar besar, pengajian pun berjalan lebih meriah. Setelah shalawat selesai, Gus Iqdam hadir untuk membacakan kitab yang dikajinya.

Rutinan pengajian ini bisa diikuti setiap malam Selasa dan malam Jumat, baik secara langsung maupun melalui kanal YouTube Gus Iqdam Official. Namun, yang paling digemari adalah mengikuti pengajian langsung di bawah rindangnya pohon sengon.

Beberapa kali Gus Iqdam juga mengatakan bahwa ngaji di bawah pohon sengon memiliki kekhasan tersendiri. Hal itu juga dirasakan oleh beberapa jamaah.

 
Jamaah pengajian rutin Majelis Taklim Sabilu Taubah pimpinan Gus Iqdam. (Foto: NU Online/Woko) 


Miskiyah (65), seorang jamaah Sabilu Taubah mengatakan bahwa ngaji di bawah pohon sengon sangat terasa sejuk.


"Iya enak adem apalagi ngajinya Gus Iqdam begitu gayeng," ucap kepada NU Online, pada Senin (3/3/2025) malam.


Tidak hanya Miskiyah, ada juga Nur Hadi (25) yang merasakan aura khas ketika ngaji di bawah pohon sengon.


"Ngaji di sini (di bawah pohon sengon) tuh seolah membuat kita melupakan penat sesaat. Apalagi di sini setiap orang diterima dengan baik," tegasnya.

 
Kopi gratis di Majelis Taklim Sabilu Taubah pimpinan Gus Iqdam. (Foto: NU Online/Woko) 


Miskiyah dan Nur Hadi merupakan jamaah lintas generasi yang merasakan kenyamanan ngaji di Markas Sabilu Taubah. Selain ngajinya sederhana dan diterima masyarakat, di sini juga disediakan kopi gratis.


Walaupun ngaji hanya beralasan tikar plastik seharga dua ribuan, tetapi tidak menyurutkan semangat menambah ilmu. Terlebih suasana itu selalu dirindukan oleh jamaah yang datang dari berbagai kota.


Agung (47), salah satu Satgas Majelis mengatakan bahwa animo jamaah ngaji Gus Iqdam tiap waktu terus bertambah. Mereka datang dari berbagai wilayah, bahkan luar kota. Mereka datang bersama rombongan kadang bukan dengan kendaraan pribadi melainkan sewa.


"Tiap rutinan, kadang 10-15 ribu jamaah hadir itu biasa. Bahkan jika ada acara seperti maulid atau harlah pastinya jamaah lebih membludak lagi," jelasnya.


Ngaji di ST, sebutan untuk Majelis Ta'lim Sabilu Taubah, memang semakin membuat penasaran. Pengajian rutin ini telah berjalan sejak 2018. Pada awal-awal rutinan, jamaah hanya diikuti 9 sampai 20 orang. Namun kini jamaah ST sudah tersebar hampir di seluruh Indonesia.


Saat hadir di rutinan, walaupun jamaaah harus berdesakan dan kadang turun hujan, tapi mereka tetap serius menyimak pengajian Gus Iqdam.


Gus Iqdam dan ST memang menjadi magnet kekinian di tengah fenomena kegersangan spiritual.


Majelis ST telah menjadi rumah kedua bagi ribuan orang yang memerlukan hiburan rohani. Bagi Gus Iqdam, majelis ini bukan milik pribadi melainkan milik semua orang. Setiap orang boleh datang, akan diterima dengan tangan terbuka dan hati yang tulus.


Kontributor: Woko Utoro